Liputan6.com, Jeddah - Kerajaan ultra-konservatif Arab Saudi kembali melakukan reformasi sosial. Demi menunjang investasi, kini pria dan wanita tidak lagi dipisah ketika makan di restoran. Aturan ini juga berlaku di kota suci Makkah.
Dilaporkan Arab News, Senin (9/12/2019), Wali Kota Makkah Mohammed Abdullah Al-Quwaihis berkata amendemen aturan ini juga diharapkan memudahkan kehidupan warga dan wirausahawan.
Advertisement
Baca Juga
"Aturannya akan positif dan melonggarkan banyak syarat dan larangan, tetapi mereka tidak akan mempengaruhi inti pekerjaan dalam hal kesehatan masyarakat dan makanan, dan keputusan ini akan menambah aliran investasi dan jumlah serta bermacam jenis restoran," ucapnya.
Pelonggaran aturan ini dilakukan atas regulasi Kementerian Bidang Munisipalitas dan Pedesaan Arab Saudi. Kementerian menetapkan restoran tak perlu lagi pula memisahkan pintu masuk antara laki-laki dan perempuan.
Keputusan ini pun disambut baik oleh pengamat serta para pebisnis Arab Saudi. Faktor biaya menjadi sorotan pebisnis yang menyebut pemisahan pria dan wanita membuat ongkos bertambah.
"Kami memiliki masalah pertambahan biaya karena diwajibkan membuat dua counter untuk dua bagian berbeda, dan sekarang dengan adanya amandemen ini kementerian telah membantu kami untuk mulai bekerja dan mengurangi biaya," ucap Nasser Al-Shalhoub, pemiliki toko kopi Chaoua.
Selain biaya, amandemen ini disambut positif karena memberi keleluasaan bagi pemilik restoran untuk mengatur denah. Selama ini, aturan pemisahan gender di Arab Saudi membuat bagian keluarga selalu penuh, sementara bagian khusus pria biasanya sepi.
"Bagian keluarga biasanya penuh. Kamu seringkali tak bisa mencari tempat duduk sementara bagian pria biasanya kosong karena mereka tak pergi ke restoran sesering wanita," ujar Ruba Al-Harbi, manajer restoran dan influencer kuliner.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Reformasi Sosial
Analis compliance Dareen Rajeh berkata perlu waktu bagi restoran di Arab Saudi untuk membiasakan diri akan regulasi baru ini. Ia pun menyambut baik aturan ini agar pandangan masyarakat bisa semakin terbuka.
"Kita perlu memuka cakrawala kita dan fokus ke masalah-masalah yang lebih penting," ujarnya.
Namun demikian, pelonggaran aturan ini tidak berlaku bagi tempat-tempat lain, seperti kantor pemerintah atau pernikahan.
Ini bukan langkah pertama Arab Saudi melonggarkan aturan sosial. Sebelumnya, Arab Saudi juga sudah mengizinkan para wanita untuk mengendarai mobil sendiri.
Reformasi ini didorong oleh Pangeran Mohammed bin Salman yang merupakan putra mahkota Arab Saudi. Salman juga makin gencar meningkatkan investasi negaranya di sektor teknologi dan menggandeng SoftBank dari Jepang. Itu ia lakukan untuk lepas dari ketergantungan pada sumber daya alam negaranya.
Advertisement