Sukses

Rusia Terancam Dilarang Ikut Ajang Olahraga Internasional Selama 4 Tahun

Nasib atlet Rusia di mata dunia berada di tangan Badan Anti-Doping Dunia.

Liputan6.com, Moskow - Rusia terancam dilarang ikut kompetisi olahraga internasional akibat kasus doping. Putusan akan menunggu hasil pertemuan Badan Anti-Doping Dunia (World Anti-Doping Agency/WADA) yang berlangsung di Paris.

Dilaporkan AFP, Senin (9/12/2019), komite eksekutif WADA diperkirakan akan menyetujui rekomendasi dari Komite Peninjauan Kepatuhan mereka terkait sanksi kepada Rusia, yakni empat tahun pencekalan di ajang olahraga.

Penyebabnya, Rusia ketahuan memalsukan data doping laboratorium yang diserahkan pada investigator tahun ini. Peserta ajang Olympic Summit yang diadakan Sabtu lalu juga mengecam manipulasi data yang dilakukan Rusia.

Pada Olimpiade 2016 Rio, Brasil, pihak Rusia juga nyaris dicekal akibat skandal doping. Namun, Rusia dicekal bermain di ajang Paralympic.

Jika proposal pencekalan lolos, Rusia tidak bisa ikut Olimpiade 2020 di Tokyo dan Olimpiade Musim Dingin di Beijing pada 2022 mendatang. Rapat WADA akan berlangsung pada Senin, 9 Desember 2019, waktu Paris.

Pemerintah Rusia juga terancam dilarang datang ke ajang-ajang besar, serta akan kehilangan hak untuk menjadi tuan rumah, bahkan tak boleh ikut menawarkan diri sebagai tuan rumah turnamen olahraga.  

Namun, atlet Rusia kemungkinan masih bisa ikut Olimpiade 2020 di Tokyo jika mereka dapat membuktikan tidak terlibat pada sistem doping. Parahnya lagi, skandal doping ini diduga kuat didukung oleh pemerintah Rusia.

Pihak Komite Olimpiade Internasional (Internasional Olympic Commmittee/IOC) berharap keputusan yang diambil akan tepat sasaran dan tak merugikan atlet yang tidak ikut doping.

"Peserta menekankan bahwa keputusan haruslah seadil-adilnya sehingga yang bersalah bisa dihukum sepantasnya, dan yang tidak bersalah dapat dilindungi sepenuhnya," ujar pernyataan IOC.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Rusia Sudah Keterlaluan

Tuduhan bahwa pemerintah Rusia mendukung tindakan doping dibuat oleh mantan presiden WADA, Dick Pound, pada 2015 lalu. Ia menyebut tindakan Rusia sudah terlampau jauh.

Kasus ini pun sebetulnya terjadi lama yakni sekitar 2011 - 2015. Pound berkata banyak atlet Rusia yang terlibat doping yang sudah tidak berkompetisi lagi.

Ia pun mengungkit pengaruh Rusia dalam dunia olahraga internasional. Pasalnya, Rusia hobi menjadi tuan rumah banyak kompetisi bagi federasi yang tak punya uang.

"(Rusia) mau menjadi tuan rumah banyak kompetisi untuk federasi internasionl, terutama bagi yang tidak punya uang sendiri, jadi mereka punya pengaruh yang dipertimbangkan di federasi-federasi internasional," ujar Pound.

Lebih lanjut, Pound berkata Rusia menjadi tuan rumah karena ada motif strategis. Diharapkan orang-orang Rusia bisa mendapatkan posisi di federasi-federasi tersebut.

"Jadi mereka (Rusia) mempunyai dampak dari dalam maupun dari luar," kata Pound.