Liputan6.com, New Jersey - Mahasiswa dan pejabat di Universitas Rowan, New Jersey Selatan sedang dilanda dengan kesedihan dan kemarahan setelah lonjakan bunuh diri mahasiswa terjadi baru-baru ini.
Kasus bunuh diri terbaru, yang merupakan ketiga dari semester saat ini, terjadi sehari setelah Thanksgiving. Kasus ini menggegerkan 19.600 mahasiswa Universitas Rowan.
"Kehilangan tiga mahasiswa dalam satu semester tidak bisa dijelaskan," kata Presiden Universitas Rowan Ali Houshmand kepada CNN. Houshmand mengatakan jumlah itu luar biasa tinggi untuk satu semester.
Advertisement
Dilaporkan New Jersey 101.5, Juru bicara Universitas Rowan, Joe Cardona pada hari Senin menegaskan kembali bahwa ada tiga siswa yang bunuh diri semester ini, tetapi total 10 kematian mahasiswa atau anggota fakultas secara keseluruhan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Mahasiswa dan Alumni Memberi Kritikan
Setidaknya kepergian mahasiswa memicu amarah para mahasiswa dan alumni di media sosial sehingga mereka mengkritik universitas. Mereka mengunggah komentar online kritis terhadap masalah sumber daya kesehatan mental universitas.
Hal ini dikarenakan universitas tidak berbuat lebih banyak untuk membantu mahasiswa dengan masalah kesehatan mental.
Lauren Kubiak, yang lulus dari Universitas Rowan pada Mei 2018, mengatakan di Twitter dia percaya bahwa universitas tidak memiliki cukup penasihat yang tersedia bagi mahasiswa. "Dan Rowan tidak berpikir mereka salah?" tulisnya.
Foley, senior Rowan, berkata, "Saya pikir Rowan mengambil langkah-langkah penting, tetapi selalu ada ruang untuk perbaikan.” Demikian mengutip dari CNN, Selasa, 10 Desember 2019.
Advertisement
Mengenang Kepergian, Mahasiswa Berkumpul Membawa Lilin
Dalam rangka untuk mengenang kepergian teman-temannya. Sekitar 100 mahasiswa berkumpul di Universitas Rowan untuk menciptakan ruang bagi semua orang untuk berduka. Panitia menyediakan lilin, sementara beberapa siswa membawa lilin mereka sendiri.
Aksi ini menunjukan suasana berkabung. Selain itu, orang-orang juga saling berpelukan dan saling mendukung.
"Bahkan orang-orang yang secara pribadi tidak mengenal teman-teman yang telah pergi, hati mereka masih sangat terluka atas kepergiannya," kata Foley.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit tidak melacak data bunuh diri di setiap perguruan tinggi. Tetapi data CDC menunjukkan peningkatan tingkat bunuh diri di antara orang Amerika berusia 15 hingga 24 sejak tahun 2000.
Universitas lain juga telah mengalami peningkatan bunuh diri mahasiswa dalam beberapa tahun terakhir. University of Southern California mengatakan bulan lalu bahwa setidaknya tiga mahasiswa telah tewas karena bunuh diri sejak awal semester.
Reporter: Jihan Fairuzzia