Liputan6.com, Jakarta - Sebagai salah satu rangkaian acara perayaan hubungan bilateral antara Belanda dan Indonesia ke-50, Kedutaan Besar Belanda menggelar acara Indonesia-Netherlands Security and Rule of Law Update 2019 (INLU 2019).
Dengan adanya acara tersebut, pihak Belanda ingin merayakannya dengan kolaborasi kegiatan di bidang keamanan dan keadilan.
Kolaborasi dalam bidang hukum ini tidak mencari solusi instan, melainkan menjadi sebuah ajang pembelajaran bagi kedua belah pihak.
Advertisement
Baca Juga
INLU yang diselenggarakan tahun ini merupakan kali ketiga. Acara tersebut sebelumnya juga pernah dilangsungkan di Belanda.
Topik utama dalam kolaborasi ini memang berfokus di bidang hukum. Hal ini lantaran sistem hukum Belanda dan Indonesia yang sebagian besar serupa. Dengan alasan tersebut, acara ini dinilai penting sebagai ajang pembelajaran baik bagi Belanda maupun Indonesia.
INLU 2019 merupakan acara dua tahunan yang berfokus untuk mempererat ikatan kuat dan hubungan panjang, antara praktisi dan institusi hukum di Indonesia dan Belanda.
INLU akan diadakan pada 11-12 Desember 2019, bertempat di Erasmus Huis (Kedutaan Besar Kerajaan Belanda) untuk hari pertama dan Universitas Atmajaya pada hari kedua.
Dubes Belanda untuk Indonesia, Lambert Grijns akan membuka acara tersebut.
Berbagai panel diskusi pun akan digelar, terutama dalam membahas isu-isu domestik maupun internasional. Beberapa contohnya adalah pemajuan akses terhadap keadilan, modernisasi pendidikan hukum, upaya peningkatan perlindungan data serta kerjasama untuk mencapai Tujuan-Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang terkait dengan keamanan dan keadilan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ada Menteri
Narasumber yang hadir datang dari kedua pihak, Belanda dan Indonesia. Beberapa tokoh ternama Tanah Air vang akan meniadi nemhicara di antaranva adalah Menteri Hukum dan HAM RI, Yasonna Laoly, Wakil Ketua MA Muhammad Syarifuddin, Wakil Menteri ATR/BPN Surya Tjandra.
Peter van Tujil selaku Direktur Nuffic Neso (organisasi Belanda yang bergerak di bidang kerjasama pendidikan internasional) untuk Indonesia menyampaikan bahwa acara tersebut merupakan bentuk kerjasama yang sukses. Hal itu ia sampaikan sebab Bappenas akan meluncurkan Index Akses Terhadap Keadilan, dimana rencananya telah dibicarakan dalam INLU sebelumnya.
"INLU adalah salah satu bentuk kerjasama multi-pihak, perwakilannya ada dari berbagai pihak. Ini juga merupakan bentuk kerja sama jangka panjang, bukan suatu hal yang diadakan satu kali saja," tambahnya pada konferensi pers yang diadakan pada Selasa, 10 Desember 2019.
Dalam acara tersebut, tujuan utamanya bukanlah membanding-bandingkan sistem hukum antara kedua negara. Acara ini ditegaskan sebagai suatu ajang pembelajaran satu sama lain.
Salah satu contohnya, di mana penjara di Indonesia kebanyakan dipenuhi oleh pengguna narkoba, sedangkan Belanda tidak pernah memenjarakan siapapun yang mengonsumsi narkoba. Hal seperti itu lah yang akan jadi bahan pembelajaran dalam INLU 2019.
"Salah satu contohnya adalah rencana pembangunan Mahkamah Konstitusi di Belanda. Di mana sudah ada sejak lama di Indonesia namun belum ada di Belanda," ujar Brechtje Klandermans selaku Kepala Deputi di Bidang Hukum, Kedutaan Besar Indonesia.
Selain menyampaikan hasil kerjasama antara Belanda dan Indonesia, INLU juga diharapkan bisa menjadi awal mula kerjasama baru di bidang lainnya.
Advertisement