Sukses

UN Women Serukan Pentingnya Ciptakan Ruang Publik Aman Bagi Perempuan

UN Women menggelar diskusi panel terkait ruang publik aman bagi perempuan dan anak perempuan pada Selasa, 10 Desember 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Kualitas infrastruktur publik serta efisiensi layanan transportasi ternyata menjadi aspek penting bagi perempuan yang bermobilitas tinggi. Namun, hal itu belum disadari oleh banyak orang termasuk pihak berwenang dan pemerintah. Perempuan di daerah perkotaan cenderung membangun perlindungan sendiri ketika harus bepergian di malam hari.

UN Women menggelar diskusi panel pada Selasa, 10 Desember 2019 di Livespace M Bloc. Adapun beberapa nama yang menjadi pembicar dalam panel tersebut adalah Jamshed Kazi (UN Women Representive untuk Indonesia), Suryono (Dinas Perhubungan Medan), Alvita Chen (Senior Manager Corporate Affairs Gojek), serta Rika Rosvianti (Koalisi Ruang Publik Aman).

Dalam pidato pembukanya, Anita Nirody selaku Resident Coordinator untuk UN Indonesia mengajak semua pihak untuk mengambil sikap dan melawan normalisasi kekerasan terkait gender. Ia ingin memastikan bahwa perempuan dapat mewujudkan hak-hak mereka.

Selain itu, Anita juga mewanti-wanti bahwa jangan sampai ruang gerak para perempuan menjadi terbatas hanya karena merasa tidak aman ketika berada di ruang publik.

Hal ini pun menjadi perhatian publik lantaran kesetaraan gender telah menjadi salah satu aspek yang termasuk dalam daftar Tujuan-Tujuan Pembangunan Pembangunan (SDGs).

"UN Women hadir untuk membantu pemerintah Indonesia lebih cepat dalam mencapai SDGs," ujar Anita Nirody.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 3 halaman

Bagaimana Dengan Indonesia?

Jika spesifik membahas mengenai Indonesia, banyak perempuan di Indonesia telah mengalami kekerasan seksual yang kebanyakan terjadi di ranah publik seperti sekolah, tempat kerja, transportasi umum maupun tempat publik lainnya.

Pihak Pulse Lab Jakarta meluncurkan penelitian bertajuk "Setelah Gelap: Menciptakan Transit yang Aman untuk Perempuan yang Bepergian di Malam Hari".

Berdasarkan data serta riset yang telah dilakukan oleh tim riset di sejumlah kota besar yaitu Semarang, Surabaya serta Medan, perspektif baru terkait mobilitas wanita     di kota besar Indonesia muncul. Berdasarkan hasil temuan yang ada, publik jadi mendapat wawasan bernilai tentang keamanan bagi perempuan serta transportasi yang lebih aman dalam sistem perencanaan kota di Indonesia.

"Tidak ada suatu kota yang benar-benar bisa dikatakan smart jika masih ada yang merasa belum aman. Kita akan mencari peluang bagi pemerintah maupun swasta untuk meningkatkan kualitas ini dan menciptakan kota yang aman bagi siapapun," tambah Anita.

Sugihardjo selaku Kepala Badan Penelitian dan Perkembangan Hubungan pun mengakui benar adanya bahwa sistem transportasi umum di Indonesia belum sepenuhnya ramah bagi masyarakat, terlebih bagi perempuan ketika malah hari.

Jamed Kazi turut menyampaikan bahwa peningkatan infrastruktur publik sangat penting untuk memastikan keamanan perempuan dan anak perempuan.

 "Kami menyerukan kepada masyarakat untuk mengambil sikap dengan mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dengan mengubah norma sosial yang berdampak negatif bagi perempuan, agar mereka mendapat hak yang setara dalam menikmati kesempatan selama hidup di perkotaan," papar Kazi.

3 dari 3 halaman

Tindakan Nyata yang Telah Diambil

Sebagai aksi nyata dari harapan-harapan tersebut, beberapa pihak telah mengambil bagian dalam usaha tersebut.

Contohnya saja GOJEK. Sebagai salah satu mode transportasi yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia, Gojek sadar bahwa pihaknya harus mengambil bagian dalam menciptakan ruang publik yang aman bagi konsumen maupun mitra ojek.

Beberapa bentuknya adalah adanya fitur bantuan pertolongan, pengawalan hukum dan sosial bagi konsumen maupun pekerja yang mengalami pelecehan serta edukasi sebagai bentuk tindakan preventif.

"Saya rasa sebagai top brand ternama di Indonesia, Gojek sudah sepatutnya ikut serta dalam usaha ini. Bagaimanapun juga, usaha seperti ini juga yang akan mempertahankan Gojek jadi yang terdepan," ujar Alvita Chen.

Berbeda dengan pihak pemerintah Medan, Suryono sebagai perwakilan dinas perhubungan juga menyampakan caranya sendiri untuk menciptakan ruang publik yang aman.

Salah satu langkahnya adalah dengan menerapkan sistem jarak bagi para supir angkutan umum. Hal ini diharapkan supaya mereka tetap beroperasi sesuai aturan dan tidak bergantung pada pendapatan per hari.