Sukses

Bayi Terinfeksi Polio, Menkes Malaysia Sebut Virus Didatangkan dari Luar Sabah

Menteri Kesehatan Datuk Seri Dzulkefly Ahmad mengatakan virus polio yang menginfeksi bocah Malaysia diduga berasal dari luar Sabah.

Liputan6.com, Malaysia - Menteri Kesehatan Malaysia, Datuk Seri Dzulkefly Ahmad mengatakan virus polio yang menginfeksi bayi Malaysia berusia tiga bulan dari Tuaran diduga berasal dari luar Sabah.

Dr Dzulkefly mengatakan ada dua kemungkinan bagaimana virus polio dapat muncul kembali di negara ini, yaitu virus tersebut datang melalui Filipina atau keluarga bayi telah bepergian ke luar negeri. 

Namun, menurut hasil penyelidikan awal, anggota keluarga bayi tidak bepergian ke luar negeri sehingga kemungkinan besar virus datang dari luar Sabah. Demikian mengutip dari Channelnewsasia, Rabu, 11 Desember 2019.

Kasus ini adalah yang pertama kali dilaporkan di negara itu dalam hampir tiga dekade.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 3 halaman

Beberapa Tindakan Sudah Dilakukan Pemerintah

Sebelum mendapatkan vaksinasi kedua, bayi itu mulai menunjukkan gejala infeksi virus.

Dilaporkan Channelnewsasia, Dr Zulkefly berharap agar orang tua dapat memastikan bahwa terdapat tiga dosis yang direkomendasikan selesai untuk mencegah anak-anak mereka dari terinfeksi penyakit seperti itu.

"Saat ini, hanya vaksinasi yang dapat membantu karena infeksi tidak dapat diobati dengan obat-obatan," katanya, menambahkan bahwa kebersihan yang tepat harus diperhatikan ketika menangani bayi karena virus dapat menyebar dengan mudah.

Beberapa tindakan sudah dilakukan oleh pemerintah Malaysia, salah satunya adalah pergi ke daerah perumahan di mana bayi tinggal, mengidentifikasi daerah yang berisiko mengalami gejala tersebut, dan memberikan vaksinasi kepada mereka yang berusia di bawah 15 tahun di daerah tersebut.

 

3 dari 3 halaman

Dibutuhkan Kerja Sama Orangtua dan Kemenkes

Sudah lebih dari 80 juta dosis diberikan dan tidak ada kasus VDPV yang terdeteksi selama penggunaan vaksin polio oral di Malaysia.

Dr Dzulkefly juga menolak klaim bahwa vaksin polio (IPV) yang tidak aktif menyebabkan virus polio yang diturunkan (VDPV) karena mengandung virus polio yang tidak aktif.

"Semua kasus poliomielitis yang sebelumnya dilaporkan di Malaysia adalah kasus infeksi virus polio liar (WPV) dengan kasus terakhir yang dilaporkan pada 1992," katanya.

Dr Dzulkefly juga memperingati semua pihak untuk tidak mengubah fakta tentang VDPV dengan mendapatkan informasi yang valid dari kementerian.

Selain itu, orang tua dan masyarakat didesak untuk bekerja sama dengan kementerian kesehatan untuk menghentikan penyebaran infeksi sehingga Malaysia bebas dari polio.

Dalam beberapa tahun terakhir, Malaysia menghadapi tantangan dengan beberapa orang tua untuk mengimunisasi anak-anak mereka. Pada tahun 2016, lima anak meninggal karena diphteria, penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, memicu kemarahan petugas kesehatan.

 

 

Reporter: Jihan Fairuzzia