Liputan6.com, Yangoon - Indonesia, yang diwakili oleh Duta Besar RI untuk Myanmar, menyerahkan secara teknis Rumah Sakit (RS) Bantuan Indonesia di Myaung Bwe, Mrauk U, Rakhine State kepada Pemerintah Myanmar, yang diwakili oleh Wakil Direktur Jenderal, Departemen Pelayanan Kesehatan di Kantor Kementerian Kesehatan dan Olahraga Myanmar, Nay Pyi Taw.
Kegiatan technical handover RS tersebut disaksikan oleh Menteri Kesehatan dan Olahraga Myanmar, Dr. Myint Htwe dan para pejabat tinggi dari Kementerian Kesehatan dan Olahraga Myanmar, serta perwakilan dari Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat dan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia. Demikian dikutip dari kemlu.go.id, Rabu (11/12/2019).
Advertisement
Baca Juga
Pembangunan fisik bangunan utama dan bangunan pendukung RS dirampungkan dalam waktu 2 tahun dari 10 bulan yang diperkirakan, dan proyek RS Bantuan Indonesia saat ini menuju proses pengadaan alat kesehatan (alkes).
Terjadinya kemunduran dikarenakan berbagai faktor antara lain isu keamanan, musim hujan terus menerus yang menyebabkan banjir, sulitnya mencari pekerja dan bahan material bangunan, serta kinerja kontraktor lokal. Namun tantangan tersebut dapat dihadapi dengan baik oleh Tim MER-C di lapangan.
Pengawasan dan pertanggungjawaban terhadap bangunan RS perlu diserahkan kepada Pemerintah Myanmar mengingat sudah tidak adanya lagi pengawasan dari Tim MER-C yang telah meninggalkan lokasi seiring selesainya pekerjaan teknis pembangunan, serta untuk menghindari terjadinya kerusakan maupun perusakan dari pihak yang tidak bertanggung jawab, mengingat situasi keamanan yang masih belum kondusif di lokasi RS.
Sementara itu peresmian dan serah terima secara penuh akan dilaksanakan setelah proses pengadaan dan instalansi alat kesehatan dan furniture pendukung selesai dilaksanakan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bangunan Rumah Sakit
Rumah sakit ini terdiri dari bangunan utama seluas 2.214 meter persegi di atas tanah 4.644 meter persegi yang mencakup ruang operasi, ruang gawat darurat, ruang X-Ray dan lain-lain; bangunan rumah generator seluas 11,25 meter persegi bersama dengan satu unit generator; bangunan kamar jenazah seluas 24 meter persegi; bangunan ground tank beserta 4 (empat) unit pompa air otomatis; lansekap dan dua jembatan beton.
Duta Besar RI untuk Myanmar, Prof. Dr. Iza Fadri menyampaikan bahwa RS ini adalah simbol perdamaian dan persahabatan antara Indonesia dan Myanmar.
Technical handover RS Bantuan Indonesia di Myaung Bwe, Rakhine State mewakili kegembiraan bersama rakyat Indonesia kepada rakyat Myanmar dalam merayakan 70 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Myanmar pada tahun ini.
Dubes RI untuk Myanmar mengharapkan bahwa RS Bantuan Indonesia ini nantinya dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi masyarakat Rakhine State baik yang Muslim maupun Budha, serta dapat mendorong terciptanya perdamaian di wilayah konflik Rakhine State.
Dalam sambutannya, Menteri Kesehatan dan Olahraga Myanmar menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya atas donasi yang diberikan oleh pemerintah dan rakyat Indonesia, terutama kepada PMI yang telah memprakarsai proyek pembangunan ini dan MER-C sebagai eksekutor di lapangan selama 2 tahun.
Menteri Kesehatan dan Olahraga meyakini bahwa RS Bantuan Indonesia ini akan terus diingat oleh masyarakat Rakhine State dan semakin mempererat hubungan baik antara Indonesia dan Myanmar.
Pemerintah Myanmar akan berusaha menjaga dengan baik bangunan RS tersebut yang dinilai sangat bagus dan akan menjadikan RS tersebut sebagai RS percontohan di Rakhine State baik untuk pelayanan medis maupun kesehatan masyarakat, serta akan melengkapi RS tersebut dengan sistem informasi dan teknologi yang baik.
Menteri Kesehatan dan Olahraga akan memastikan bahwa RS di Myaung Bwe memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh komunitas, baik muslim dan Buddha.
Advertisement
Hasil Kesepakatan Indonesia - Myanmmar
Pembangunan RS Bantuan Indonesia di Myaung Bwe adalah hasil kesepakatan antara Presiden Myanmar, U Htin Kyaw dan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla di sela-sela KTT Asia-Europe Meeting (ASEM) di Mongolia pada pertengahan 2016.
Pembangunan RS ini adalah proyek kolaborasi antara MER-C dan PMI, dan didukung oleh Pemerintah Indonesia. Dana proyek berasal dari komunitas Muslim Indonesia, komunitas Buddha Indonesia khususnya dari WALUBI atau Perwakilan Umat Buddha Indonesia, dan donatur lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Desain rumah sakit dan konstruksi dilakukan oleh MER-C dan kontraktor lokal. Selama konstruksi, MER-C menempatkan 4 (empat) orang di lokasi sebagai pengawas. Sementara itu PMI memimpin proses pengadaan alkes untuk RS.
Pembangunan RS Bantuan Indonesia di Rakhine State ini adalah proyek bersama dimana Pemerintah dan masyarakat Indonesia bekerja sama dan dimana komunitas Muslim dan Buddha Indonesia bersatu untuk memberikan kontribusi kepada komunitas Rakhine State. RS ini membawa pesan penting bahwa kedua agama yaitu Islam dan Budha dapat bekerja sama.
RS ini diharapkan bukan hanya dapat meningkatkan pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat di kawasan Myaung Bwe, Rakhine State, tetapi sekaligus mempromosikan perdamaian di antara komunitas Muslim dan Buddha, maupun komunitas lainnya di Myaung Bwe, Rakhine State.
Pembangunan RS di Myaung Bwe merupakan realisasi dari gagasan pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan pelayanan kesehatan yang bersifat inklusif kepada seluruh masyarakat di Rakhine State, tanpa memandang suku, agama dan latar belakang.
Diharapkan proses pengadaan alkes dan furniture pendukung akan selesai tepat waktu dan RS di Myaung Bwe dapat beroperasi penuh pada tahun 2020, sehingga masyarakat Rakhine State dapat menerima manfaat yang sebesar-besarnya dari RS ini [Sumber: KBRI Yangon].