Sukses

Punya Pendidikan Nomor 1 di Dunia, Finlandia Dukung Indonesia Hapus UN

Finlandia mendukung langkah Nadiem Makarim hapus UN.

Liputan6.com, Jakarta - Program Menteri Pendidikan Nadiem Makarim untuk menghapus Ujian Nasional (UN) sempat ditentang Jusuf Kalla, tetapi justru disambut baik dunia internasional. Finlandia yang terkenal punya kualitas pendidikan nomor satu di dunia turut mendukung langkah Nadiem.

Di Finlandia justru tes nasional itu tidaklah diandalkan karena khawatir sekolah dan peserta didik. malah fokus ke ujian ketimbang pengembangan murid.

"Apa yang paling penting bagi sekolah adalah memberikan cara-cara bagi murid untuk belajar, tetapi jika kamu terlalu sering menguji mereka maka ujian itu malah menjadi yang nomor satu di pikiran orang-orang, " ujar Duta Besar Republik Finlandia untuk Republik Indonesia Jari Sinkari pada acara Diplomatic Forum ke-34 di Jakarta, Selasa (17/12/2019).

Lebih lanjut, Sinkari berkata hanya ada sekali ujian di Finlandia pada akhir masa SMA. Ujian itu juga bersifat sukarela dan merupakan tes martikulasi saja.

Finlandia menyebut percaya pada kualitas guru-guru dan kepala sekolah, sehingga tidak mengandalkan ujian berstandar (seperti UN) untuk menilai kompetensi murid.

Pendidikan selalu dinilai sebagai teladan sistem yang terbaik di dunia. Pada 2017, Bank Dunia menyorot keberanian Finlandia untuk tidak memakai sistem ujian atau ranking. Tahun ini, Finlandia juga memimpin dalam hal menyediakan pendidikan untuk masa depan versi Worldwide Educating for the Future Index (WEFFI). Skor Finlandia juga selalu tinggi dalam skor PISA.

Menurut sudut pandang Finlandia, kultur pendidikan di Asia yang bergantung pada ujian-ujian sebetulnya tidak baik. Fokus harusnya tetap pengembangan skill murid, bukan pengujian.

"Banyak negara-negara Asia yang melakukan ujian dengan sangat ketat, dan berdasarkan pemahaman kami hal itu seharusnya dihindari," ucap sang Dubes Finlandia.

Ujian Nasional di Indonesia resmi dihapus pada 2021. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mendukung program itu karena UN disebut memberi pengaruh negatif baik kepada guru dan murid.

Anggaran UN pun amat fantastis. Dari 2010 hingga 2015, anggaran UN bisa di atas Rp 500 miliar, padahal masih banyak sekolah yang perlu diperbaiki, masalah gaji guru honorer, dan belum lagi jawaban soal UN yang bocor kerap menjadi isu tahunan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Belajar untuk Belajar

Terkait inspirasi yang bisa Finlandia sampaikan ke Indonesia, Dubes Sinkari tidak menyebut negaranya paham segala hal. Sistem pendidikan Finlandia pun terus-menerus dikembangkan untuk mengantisipasi kebutuhan di masa depan.

Saat ini Finlandia memiliki materi coding yang wajib masuk ke ke aspek-aspek belajar muridnya di sekolah. Namun, Sinkari berkata yang terpenting adalah membekali murid-murid agar bisa menjadi pembelajar seumur hidup, sebab tidak ada yang tahu kebutuhan 30 tahun mendatang. 

"Kita berusaha terus mengembangkan sistem pendidikan kita setiap waktu. Ini proses terus-menerus," ujar Sinkari. "Untuk masa depan, yang paling penting adalah belajar bagaimana cara belajar, pasalnya berbagai hal berkembang begitu cepat dan kita pun tidak tahu profesi apa yang dibutuhkan pada tahun 2050," pungkasnya.