Liputan6.com, Jakarta Topi khas Kyrgyzstan, kalpak masuk daftar intangible heritage status. Itu artinya juga memenangkan status Warisan Budaya Tak Benda UNESCO (badan PBB untuk pendidikan, budaya, dan ilmu pengetahuan). Pemerintah setempat mengatakan pihaknya berharap hal tersebut mampu menarik lebih banyak wisatawan.
"Ini memberi masyarakat internasional kesempatan untuk mengenal negara pegunungan kami," kata Wakil Menteri Pariwisata Kyrgyzstan Maksat Uulu Damir kepada AFP seperti dikutip dari BBC, Rabu (18/12/2019).
Tutup kepala berbentuk lonceng yang dikenakan oleh pria itu umumnya berwarna putih, terkadang memiliki paduan warna hitam dibagian bawahnya.
Advertisement
Menurut situs web ekspor-afiliasi yang berafiliasi dengan departemen perdagangan AS, sekitar 1,3 juta wisatawan mengunjungi Kyrgyzstan pada 2017.
Kalpak - yang diyakini banyak orang Kyrgyzstan melambangkan gunung-gunung yang tertutup salju di negara itu - sudah memiliki hari nasionalnya sendiri di negara Asia Tengah itu.
Parlemen di ibu kota, Bishkek, saat ini sedang memperdebatkan sebuah RUU yang akan mengkriminalkan tidak menghormati tutup kepala itu.
Aturan itu didorong oleh skandal pada tahun 2017, terkait penggunaan kalpak oleh seekor anjing.
Kalpak adalah satu dari 40 artefak budaya yang ditambahkan ke status Warisan Budaya Tak Benda UNESCO pada pertemuan tahunan yang tahun ini digelar di Bogota, Kolombia.
Menurut UNESCO, daftar Warisan Budaya Tak Benda berusaha mengenali hal-hal yang penting untuk dilestarikan bagi generasi mendatang. Seperti lagu-lagu yang dinyanyikan dan kisah yang diceritakan.
"Hal-hal ini membentuk bagian dari warisan dan ini membutuhkan upaya aktif untuk melindunginya," imbuh badan tersebut.
Pencak Silat Indonesia
Sebelumnya, sidang ke-14 Komite Warisan Budaya Tak Benda UNESCO di Bogota, Kolombia, pada Kamis, 12 Desember 2019, menetapkan Pencak Silat ke dalam UNESCO Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity.
Komite Warisan Budaya Tak Benda UNESCO memandang pelestarian Tradisi Pencak Silat telah menunjukkan aspek yang mendorong penghormatan dan persaudaraan serta mendorong kohesi sosial, tidak hanya di satu wilayah, tetapi juga secara nasional bahkan di dunia internasional.
Penetapan Tradisi Pencak Silat dalam Warisan Budaya Tak Benda UNESCO merupakan bentuk pengakuan dunia internasional, terhadap arti penting tradisi seni bela diri yang dimiliki nenek moyang bangsa Indonesia. Di mana diturunkan dari generasi ke generasi dan yang masih berkembang sampai hari ini. Baca Selengkapnya di tautan ini.
Pada saat yang sama, UNESCO juga menyebut bela diri Silat sebagai warisan negeri jiran Malaysia.
Cara UNESCO membedakan Silat dan Tradisi Pencak Silat juga cenderung tumpang tindih. Dalam aspek bela diri, Silat disebut warisan Malaysia, sementara Tradisi Pencak Silat lebih ke aspek spiritual dan seni.
Silat Harimau pun hanya disebut di bagian Malaysia, tidak di bagian Indonesia.
Sementara Tradisi Pencak Silat yang dimaksud UNESCO berupa aspek mental dan spiritual, pertahanan diri, artistik, serta aspek religius. Segi musik, kostum, jurus, gerakan, dan senjata tradisional juga masuk ke dalam Tradisi Pencak Silat. Selengkapnya di tautan ini.
Advertisement
Selain Pencak Silat RI, Pijat Tradisional Thailand Pun Jadi Warisan Dunia UNESCO
Pijat tradisional Thailand juga masuk dalam daftar warisan UNESCO nan bergengsi. Seperti pengakuan yang diterima untuk Pencak Silat dari Indonesia.
Nuad Thai sekarang telah jadi bagian dari Warisan Budaya Tak Benda, yang menampilkan tradisi dan praktik yang diturunkan dari generasi ke generasi. Demikian dikutip dari BBC, Sabtu 14 Desember 2019.
Dengan menjadi bagian dari daftar, pijatan Thailand telah diakui sebagai sesuatu yang harus dilestarikan untuk generasi mendatang.
UNESCO adalah badan PBB untuk pendidikan, budaya, dan ilmu pengetahuan. Daftar warisan budaya tak benda terpisah dari daftar warisan dunia, yang mengakui bangunan dan situs yang menonjol.
Ada 550 item dalam daftar warisan budaya - dibagi menjadi tiga kategori - dari 127 negara.
Item tersebut biasanya akan ditambahkan setiap tahun, dengan pertemuan komite tahun ini di Bogota, Kolombia.
Selengkapnya di sini.
Â