Liputan6.com, Sydney - Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengeluarkan pernyataan permintaan maaf karena telah berlibur di Hawaii pekan ini. Di masa krisis kebakaran hutan negara itu kian memburuk.
Para petugas telah memerangi lebih dari 100 kebakaran di tengah gelombang panas yang mengakibatkan dua hari terpanas dalam sejarah Australia.
Advertisement
Dua petugas pemadam kebakaran sukarela pun meninggal dalam kecelakaan ketika dikerahkan untuk bertugas memadamkan api besar di dekat Sydney. Demikian dikutip dari BBC, Jumat (20/12/2019).
Morrison mengatakan dia akan mengakhiri cuti lebih awal. Ketidakhadirannya minggu ini telah menuai kecaman dan protes.
"Saya sangat menyesali segala kejadian yang disebabkan oleh salah satu dari banyak orang Australia yang terkena dampak kebakaran hutan yang mengerikan dengan cuti saya bersama keluarga saat ini," katanya, Jumat, 20 Desember 2019.
Kebakaran semak belukar di Australia telah menewaskan delapan orang, menghancurkan lebih dari 700 rumah dan menghanguskan jutaan hektar lahan sejak bulan September.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Protes Massa
Para pemrotes iklim pada Kamis pagi mendirikan sebuah kota tenda di luar Kirribilli House ketika mereka menuntut tindakan segera di tengah-tengah kebakaran hutan yang melanda Australia. Mereka juga bersumpah untuk tetap tinggal sampai PM Morrison kembali dari liburan.
Perdana Menteri dilaporkan sedang melakukan liburan keluarga di Hawaii, meskipun pihak pemerintah telah berulang kali menolak untuk mengkonfirmasi di mana dia berada sebenarnya.
Seorang mahasiswa, Ambrose Hayes, merupakan salah satu penyelenggara peserta yang mengatakan bahwa para aktivis berencana untuk tetap berada di kediaman itu sampai 26 Desember. Mereka akan tetap tinggal sampai mereka yakin Morrison akan pulang.
Remaja berusia 14 tahun itu mendorong orang-orang untuk membawa tenda, makanan ringan, masker debu dan permainan papan ke “perkemahan Kirribilli”.
Pelajar di Sydney itu mengatakan, dia yakin liburan Morrison tidak tepat waktu.
"Walaupun ia sudah berencana berlibur, seharusnya tidak di saat Australia berada dalam keadaan krisis," ujarnya.
Demonstran meminta pemerintah federal untuk segera mengambil tindakan terhadap perubahan iklim dan tidak mendesak proyek batubara dan gas baru.
Advertisement