Liputan6.com, Kuala Lumpur - Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dikabarkan segera melakukan sumpah laknat, untuk membantah segala tuduhan terkait pembunuhan model cantik Mongolia yang dialamatkan kepadanya. Rencananya, prosesi tersebut akan dilakukan Jumat, 20 Desember 2019 usai salat Jumat.
"Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Saya berhasrat melakukan sumpah laknat menafikan dakwaan yang terkandung dalam Akuan Bersumpah yang dikeluarkan Azilah Hadri. Sumpah laknat ini akan saya buat di Masjid Jamek Kampung Baru di ibu negara sejurus selepas Solat Jumaat minggu ini. Sekian, terima kasih," tulis Nazib Razak melalui akun Twitter miliknya yang dikutip Jumat (20/12/2019).
Advertisement
Mengetahui hal tersebut, sebuah organisasi non-pemerintah bernama Persatuan Patriot Kebangsaan menyatakan antipatinya terhadap sikap mantan Perdana Menteri Najib Abdul Razak yang akan sumpah laknat. Hal itu dilakukannya sebagai tanda kesungguhan bahwa ia tidak melakukan pembunuhan terhadap seorang model cantik asal Mongolia seperti yang dituduhkan.Â
Dilansir dari Malaysia Kini, Jumat (20/12/2019), ia dituduh menyuruh seorang mantan petugas kepolisian bernama Azilah Hadri untuk membunuh Altantuya Shaaribuu.Â
'Sumpah laknat' merupakan sebuah sumpah yang meminta Tuhan untuk menghukum mereka yang memang bersalah.Â
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Skandal 1MDB
Ia kemudian menambahkan bahwa dirinya juga menyiapkan sumpah laknat untuk menyangkal tuduhan skandal 1MDB.Â
"Departemen Kehakiman AS dan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) kini telah menunjuk Najib sebagai penerima suap dari obligasi yang dinaikkan untuk 1MDB," kata Presiden Patriot Brigadir General, Mohamed Arshad Raji.
Selain Najib Razak, US SEC juga menyebutkan ada pejabat pemerintah lainnya dan keluarga mereka di Malaysia yang menerima suap dari lebih dari US $ 2,7 miliar.
"Orang-orang ingin tahu siapa pejabat lain itu dan keluarga mereka yang terlibat dalam skema yang paling menjijikkan ini," tambahnya.
Dia mengatakan bahwa Patriot mendukung kepala MACC Latheefa Koya dalam keinginannya untuk membuka kembali beberapa kasus dingin yang terkenal.
Advertisement