Liputan6.com, Tela - Sebanyak 18 narapidana tewas dalam kerusuhan di penjara di kota Tela, Honduras. 16 narapidana lainnya luka-luka dalam kerusuhan yang terjadi pada Jumat malam kemarin waktu setempat.
Dilaporkan AFP, Minggu (22/12/2019), 17 napi tewas di penjara, sementara seorang lagi tewas di rumah sakit. Media Honduras menyebut ada yang perselisihan terjadi antar geng, namun belum jelas apa pemicu kerusuhan.
Advertisement
Baca Juga
Juru bicara penjara, Digna Aguilar, berkata pihak berwajib harus waspada saat memasuki penjara karena beberapa napi punya senjata api. Proses investigasi pun terhambat.
Pasukan gabungan keamanan nasional, Fusina, menyebut ada lima senjata api 9mm dan amunisi yang sudah disita dari narapidana.
Jumlah korban jiwa dari kerusuhan penjara ini pun terus menanjak. Awalnya dilaporkan ada hanya ada tiga korban tewas, namun angkanya terus menanjak menjadi 14, sampai menjadi 18 korban.
Pekerja forensi sudah membawa jenazah untuk diotopsi. Keluarga korban pun tampak terpukul saat mengambil jenazah keluarga mereka.
Ini bukan yang pertama kerusuhan di penjara terjadi di Honduras belakangan ini. Pada 14 Desember lalu, lima orang anggota geng Mara Salvatrucha (MS-13) dibantak oleh napi lain di penjara La Tolva yang terletak 40 km dari ibu kota Tegucigalpa.
Presiden Honduras Juan Orlando Hernandez pun telah memerintahkan tentara dan polisi untuk segara mengontrol 27 penjara di negaranya. Namun, penjara Honduras tercatat overcrowded dengan sekitar 21 ribu penghuni.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Bunuh-bunuhan di Penjara
Korban kerusuhan di penjara Honduras tak hanya menimpa napi, melainkan sipir. Korban adalah Pedro Idelfonso Armas. Ia bertugas di El Pozo, salah satu penjara paling ketat di Honduras.
Armas tidak tewas di penjara, ia saat itu sedang disuspens oleh Kementerian Keamanan karena ia terkait dengan penyelundup narkoba Magdaleno Meza yang juga dibunuh oleh para napi. Ketika kejadian berlangsung, Armas sedang berbicara dengan Meza.
Laporan Insight Crime menyebut Armas telah menerima ancaman sebelum meninggal. Ia tewas di dalam sebuah mobil Toyota dengan luka enam tembakan pada 26 Oktober lalu.
Penasihat hukum Meza dan anggota kartel miliknya juga ditemukan tewas di dekat kota Tegucigalpa pada awal bulan ini. Pembunuhannya masih diinvestigasi.
Sebelum tewas Meza menuliskan di buku catatannya ia punya hubungan adik presiden, Juan Antonio Hernandez, yang kini sedang diadili di Amerika Serikat akibat penyelundupan narkoba. Buku itu pun menjadi barang bukti di pengadilan New York.
Presiden Hernandez mengecam dakwaan kepada adiknya tersebut dan menyebut kasus hukumanya berdasarkan mulut Meza yang merupakan seorang pembunuh.
Advertisement
Korupsi, Narkoba, dan Kemiskinan
Honduras memiliki masalah akibat penyelundupan narkoba, geng, kemiskinan, dan korupsi. Di level global, tingkat pembunuhan di Honduras adalah salah satu paling tinggi dunia berdasarkan standar daerah yang sedang tak berperang.
Pada 2018, tercatat ada 41,2 pembunuhan per 100 ribu penduduk di Honduras.
Presiden Hernandez berinisiatif memakai uang pajak baru untuk membentuk polisi militer. Ia juga membangun penjara-penjara khusus bagi anggota geng.
Kejahatan yang tinggi di Honduras telah menjadi faktor kunci di balik gelombang migrasi warga Honduras ke AS. Para anak-anak muda yang takut dipaksa masuk ke geng pun ikut mengungsi.