Sukses

Pertama di Dunia, Vladimir Putin Pamer Kekuatan Senjata Hipersonik Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin pamer kemampuan senjata hipersonik milik negaranya.

Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin memamerkan senjata hipersonik Rusia yang ia sebut tidak punya saingan dari negara lain. Senjata hipersonik ini lebih sulit untuk deteksi dan lebih cepat dari kecepatan suara.

Dilaporkan ABC News, Rabu (25/12/2019), Amerika Serikat (AS) masih belum selesai mengembangkan senjata hipersonik serupa. Putin menyebut meski dulu Uni Soviet kalah di bidang bom atom, namun kini Rusia unggul di senjata hipersonik.

"Kini kita berada di situasi unik pada sejarah modern ketika mereka (Amerika Serikat) mencoba menyusul kita," ujar Putin. "Tidak ada satu negara pun yang memiliki senjata hipersonik, apalagi senjata hipersonik yang memilik jangkauan antar benua," ucapnya.

Kendaraan luncur hipersonik (hypersonic glide vehicle) milik Rusia, yakni Avangard, siap dipergunakan militer pada bulan ini. Sementara, rudal-rudal hipersonik Kinzhal telah lebih dahulu siap dipakai.

Avangard bisa terbang di atmosfer dan punya kecepatan 20 kali kecepatan suara. Senjata nuklir juga bisa ditampung di Avangard. Putin berkata Avangard tidak bisa dideteksi pertahanan misil dan bisa menghantam musuh bagaikan meteor.

Rudal Kinzhal sudah digunakan oleh pesawat jet MiG-31. Putin berkata rudal ini memiliki kecepatan 10 kali lebih cepat dari suara, dan memiliki jangkauan 2.000 km. Rudal ini juga bisa membawa nuklir.

Dua senjata itu adalah bagian dari enam senjata baru Rusia yang Putin umumkan tahun lalu. Empat lainnya adalah peluru kendali balistik antar benua SS-28 Sarmat, submarine Kanyon, misil anti-ship cruise, dan senjata laser jarak dekat.

Putin berkata senjata hipersonik adalah senjata masa depan yang bisa menembus pertahanan misil masa kini maupun masa depan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Persiapan AS

Pemerintah AS sudah menyadari potensi rudal hipersonik Rusia serta China. AS pun berniat menyiagakan interseptor di luar angkasa untuk menangkal serangan misil Rusia.

Sementara, Menteri Pertahanan AS Mark Esper berkata masih butuh beberapa tahun agar militer AS bisa memiliki senjata hipersonik.

AS dan beberapa negara lain untuk merancang senjata hipersonik tetapi mereka belum bisa digunakan.

Pihak Rusia menjadikan modernisasi militer sebagai prioritas utama sejak muncul ketegangan di 2014 akibat masalah Krimea. Rusia mencaplok wilayah Krimea di Ukraina sehingga memancing kecaman dari negara-negara barat.