Liputan6.com, Paris - Balerina dari Opera de Paris ikut turun ke jalan untuk menentang sistem pensiun terbaru dari pemerintah Prancis. Sistem pensiun yang baru itu dikhawatirkan memaksa para balerina untuk bekerja hingga usia 64 tahun.
Sistem pensiun baru yang diajukan Presiden Emmanuel Macron memancing kontroversi besar di Prancis, salah satunya karena menaikan usia pensiun hingga 64 tahun. Ini menjadi masalah bagi balerina, sebab mereka punya hak spesial untuk pensiun di usia 42 tahun.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir AFP, Minggu (29/12/2019), pemerintahan Macron memberi tawaran negosiasi bahwa aturan baru ini hanya diterapkan pada balerina yang baru aktif setelah 1 Januari 2022.
Selain itu, pemerintah menawarkan rencana konversi profesi bagi para balerina yang mencapai akhir karier mereka. Pemerintah pun menegaskan akan terus menjalankan reformasi pensiun mereka.
Demonstrasi yang dibawa oleh penari balet ini sangat unik, mereka memakai seragam balet (tutu) dan menampilkan Swan Lake karya Tchaikovsy di depan gedung opera Palais Garnier.
Le ballet et l’orchestre de l’@operadeparis interprètent un extrait du « Lac des cygnes » sur le parvis de l’opéra Garnier #greve #reformedesretraites #greve24decembre @France3Paris @lacgtcommunique @UnionSolidaires pic.twitter.com/0vaF8QGtBM
— 𝐞𝐦𝐦𝐚𝐧𝐮𝐞𝐥 𝐭𝐢𝐱𝐢𝐞𝐫 (@emmtix_) December 24, 2019
Balerina dari Paris Opera adalah bagian dari Opera national de Paris (Opera nasional Paris). Kelompok opera ini didirikan oleh Raja Louis yang Agung pada 1669.
Raja Louis pun memberikan hak spesial bagi balerina untuk pensiun di usia 42 atas pertimbangan fisik. Usia 42 dianggap batas dari fisik mereka untuk menari balet, apalagi balerina di Opera de Paris mulai menari sejak usia delapan tahun.
"Ketika kamu sudah mencapai umur 42, kamu sudah menderita dari arthritis, fraktur stres, hernia, dan terkadang harus menggunakan pinggang titanium," ujar balerina Héloïse Jocqueviel kepada France24.
"Sulit untuk mempertahankan tingkat kemahiran pada usia 42, tetapi pada usia 64 itu tidaklah mungkin," pungkasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Negosiasi di Awal Januari
Ketika berdemo, para balerina turut membawa tulisan-tulisan "Budaya dalam Bahaya" dan "Opera de Paris Berdemo" yang digantungkan di gedung opera.
Akibat demo ini, Opera de Paris berkata kehilangan penjualan tiket senilai 8 juta euro (Rp 124 miliar).
Yang berdemo tidak hanya balerina, melainkan pekerja dari sektor-sektor lain yang merasa dirugikan akibat reformasi sistem pensiun dari pemerintahan Macron.
Pemerintah berargumen jika tidak ada reformasi pensiun, maka sistem ini akan merugikan GDP sebanyak 0,7 persen pada 2025. Namun, ada juga yang menyebut itu hanya dalih pemerintah untuk memangkas pengeluaran.
Sistem transportasi Paris pun ikut berantakan karena pekerja menentang kebijakan pensiun yang baru. Pemerintahan Marcon berkata tak akan mengganti kebijakan dan akan bernegosiasi dengan para pekerja pada awal Januari mendatang.
Advertisement