Sukses

Kru Kabin Mogok Kerja, Ratusan Penerbangan di Jerman Batal

Penerbangan yang batal membuat penumpang repot, apalagi mengingat saat ini adalah musim liburan.

Liputan6.com, Berlin - Sekitar penerbangan di Jerman dibatalkan akibat mogok kerja kru kabin Germanwings. Sebanyak 22 ribu pekerja menuntut agar pihak manajemen mau berbicara terkait upah dan kondisi kerja.

Dilaporkan CNBC, Senin (30/12/2019), mogok kerja berlangsung dari Senin ini hingga tanggal 1 Januari 2020 mendatang. Sejauh ini, belum ada titik temu antara kedua belah pihak.

Germanwings adalah maskapai berbiaya rendah dan merupakan anak usaha dari Lufthansa. Lufthansa mengoperasikan Germanwings di bawah brand Eurowings.

Situs Eurowings menyebut kebanyakan penerbangan yang batal adalah rute domestik. Penumpang diberi tawaran tiket kereta atau terbang dengan pesawat lain yang dioperasikan Lufthansa.

Mogok kerja ini merupakan inisiatif Unabhängige Flugbegleiter Organisation (UFO), yakni perserikatan kru kabin Lufthansa. 

"Pertama 35 penerbangan dibatalkan, kemudian 54, sekarang 170, artinya Germanwings hanya akan mengelola 7 persen dari operasi penerbangannya hari ini," ujar juru bicara UFO.

Pihak UFO menambahkan bahwa Lufthansa harus melihat pertanda bahwa pegawai sedang sangat marah. Maskapai pun diminta melakukan perubahan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Penumpang Repot

Penumpang berkata memahami perasaan kru kabin. Yang menjadi masalah adalah waktu mogok kerja ini, yakni di pertengahan musim liburan.

"Saya dari Prancis dan keadaan lebih buruk di sini. Saya mendukung para pekerja mengungkapkan (permasalahan) mereka, tetapi saya tidak tahu apakah waktunya tepat," ujar Celine Guiakam, penumpang di bandara Cologne-Bonn.

Pihak Eurowings juga menyesalkan mogok kerja ini.

"Tidak ada waktu yang pas untuk mogok kerja. Setiap mogok kerja dan setiap delay tidaklah diinginkan, dan kami menyesalkan ini perlu terjadi," kata jubir Eurowings.

Bulan lalu, UFO mogok kerja selama dua hari. Sebanyak satu dari lima penerbangan dibatalkan, dan memberi dampak pada 180 ribu penumpang, dan kerugian maskapai ditaksir sekitar 10 juta sampai 20 juta euro ( Rp 155 sampai Rp 300 miliar).