Liputan6.com, Baghdad - Jenderal Qasem Soleimani (64) yang baru saja tewas akibat serangan drone Amerika Serikat (AS) merupakan sosok dengan pengaruh besar di militer dan politik Iran. Ia bahkan disebut arsitek perang proksi Iran.
Melansir New York Times, Jumat (3/1/2019), Qasem Soleimani adalah sosok yang dekat dengan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Ia bahkan dipandang sebagai sosok penerus potensial dari Khamenei.
Advertisement
Baca Juga
Soleimani memiliki kuasa di bidang pengumpulan intel dan misi militer rahasia di Iran. Selama 20 tahun lebih, ia memimpin Pasukan Quds yang masuk daftar organisasi teroris AS. Pasukan Quds memiliki catatan keterlibatan dalam mendukung Bassar Al-Ashad di Suriah dan Houthi di Perang Yaman.
Kematian Qasem Soleimani terjadi kurang dari dua tahun usai ia menantang Presiden Donald Trump pada pidatonya. Tantangan Soleimani diberikan sebagai respons ucapan Trump agar Iran jangan lagi mengancam AS.
Saat itu, Soleimani mengatakan bahwa Presiden Hassan Rouhani tidak perlu meladeni Trump dan dirinya lebih pantas menghadapi Trump sebagai seorang prajurit.
"Merespons dirimu (Trump) berada di bawah martabat presiden kami," ujar Soleimani dalam pidatonya. "Saya, sebagai prajurit, akan merespons dirimu."
Soleimani tewas akibat mobil yang ia kendarai ditembak drone AS pada Jumat pagi waktu setempat. Mobilnya terpantau hancur terbakar, dan tubuh Soleimani teridentifikasi berkat cincin yang ia pakai.
Pihak Gedung Putih menyebut Qasem Soleimani menjadi target serangan AS karena secara aktif merencanakan penyerangan terhadap diplomat dan petugas AS di Irak dan wilayah sekitarnya. Ia juga disebut sebagai dalang penyerangan Kedutaan Besar AS pada pekan lalu.
Sementara itu, pihak Iran menyatakan siap membalas dendam atas serangan AS.
Presiden Donald Trump yang sedang liburan di Florida belum berkomentar.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Rakyat Irak Bahagia
Kematian Soleimani pun menuai reaksi dari berbagai kalangan. Kolom opini CNBC menulis bahwa Qassim Soleimani adalah orang paling jahat nomor satu di dunia akibat aksi Pasukan Quds.
Soleimani disebut menolong Assad menghabisi rakyat Suriah, membantu pasukan Houthi di perang Yaman, dan mengawasi pembantaian ratusan rakyat Iraq ketika ada unjuk rasa anti-Iran pada akhir tahun lalu.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo turut mengamini serangan terhadap Soleimani. Ia bahkan membagikan video kebahagiaan rakyat Irak dalam menyambut kematian jenderal Iran tersebut.
"Rakyat Iraq, Rakyat Irak, berdansa di jalanan untuk kemerdekaan; bersyukur bahwa Jenderal Soleimani sudah tidak ada lagi," ujar Pompeo.
Iraqis — Iraqis — dancing in the street for freedom; thankful that General Soleimani is no more. pic.twitter.com/huFcae3ap4
— Secretary Pompeo (@SecPompeo) January 3, 2020
Advertisement