Sukses

35 Pelayat Jenderal Iran Qasem Soleimani Tewas Berdesakan, Pemakaman Ditunda

Upacara pemakaman Qasem Soleimani, di kampung halamannya di Kerman, Iran, ditunda karena kematian sejumlah pelayat.

Liputan6.com, Jakarta - Puluhan pelayat dilaporkan meninggal dunia di Iran akibat berdesakan saat mengantar jenazah jenderal top Iran, Qasem Soleimani yang tewas dalam serangan udara AS. Demikian lapor televisi pemerintah Iran.

Setidaknya 35 orang tewas dan 48 lainnya cedera selama prosesi menjelang pemakaman Qasem Soleimani, kepala pasukan elit Iran al-Quds, yang terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak AS pada Jumat 3 Januari 2020.

Upacara pemakaman untuk Soleimani, di kampung halamannya di Kerman, Iran tenggara, kemudian dibatalkan karena kematian sejumlah pelayat.

"Sayangnya karena insiden berdesakan itu, beberapa rekan kami terluka dan sejumlah di antaranya tewas selama prosesi pemakaman," kata kepala layanan medis darurat Iran, Pirhossein Koulivand seperti dikutip dari The Independent, Selasa (7/1/2020).

Media pemerintah melaporkan bahwa sebagian besar yang terluka adalah orangtua yang pergi dari Azadi Square di Kerman menuju Beheshti Street, ketika mereka terjebak dalam kerumunan besar dan meninggal.

Ribuan orang berkumpul di alun-alun pusat Kerman pada Selasa pagi untuk memberikan penghormatan terakhir kepada pemimpin pasukan al-Quds, Pasukan Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC).

Sebelumnya, pengganti Qasem Soleimani, Hossein Salami yang kini pemimpin IRGC, berbicara di sebuah pertemuan dan mengancam akan membakar tempat-tempat yang didukung oleh AS.

Kematian Soleimani menggalang dukungan di tempat-tempat seperti Irak, Iran, Gaza dan Lebanon. Tempat ia mendukung sebagian besar kelompok bersenjata Syiah.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Menjadi Martir

Pemimpin Al Quds saat ini, Salami mengatakan sang jenderal sebagai martir. Sosok Soleimani mewakili ancaman yang lebih besar bagi musuh-musuh Iran.

"Kami akan membalas dendam. Kami akan membara di mana mereka suka," kata Salami, ketika kerumunan meneriakkan, "Matilah Israel!"

Israel adalah musuh regional lama Iran.

Ini terjadi sehari setelah salat jenazah di Teheran menarik lebih dari 1 juta orang di ibu kota Iran, memadati jalan utama dan jalan-jalan sekitarnya.