Sukses

Jejak Roda Berusia 4.200 Tahun Ditemukan di China Tengah

Jejak itu membekas di jalanan yang berada tak jauh dari dinding selatan Pingliangtai, yang ditemukan pada 1980.

Liputan6.com, Jakarta Beberapa jejak roda berusia setidaknya 4.200 tahun ditemukan di sebuah situs di kota kuno yang terletak di Provinsi Henan, China tengah. Temuan tersebut dirilis tim arkeologi dari Kota Kuno Pingliangtai di sebuah forum yang digelar Institut Warisan Budaya dan Arkeologi Provinsi Henan.

Jejak itu membekas di jalanan yang berada tak jauh dari dinding selatan Pingliangtai, yang ditemukan pada 1980. Lebar sebagian besar jejak roda tersebut antara 0,1 hingga 0,15 meter.

Titik terdalamnya mencapai 0,12 meter, sementara jejak terpanjangnya 3,3 meter, seperti dikutip dari Xinhua, Selasa (14/1/2020).

Salah satu jejak roda juga memiliki dua lajur dengan jarak 0,8 meter, yang diduga merupakan jejak sejenis kendaraan beroda dua, papar para arkeolog.

Sebelumnya, para arkeolog juga menemukan sejumlah jejak roda di Relik Erlitou di Yanshi, Henan, yang menjadikan sejarah kendaraan di China berusia sekitar 3.700 tahun.

Berdasarkan data arkeologi yang tersedia, bentuk kendaraan tertua di China masih belum dapat dipastikan.

"Jadi, penemuan jejak-jejak roda baru ini memiliki nilai akademik yang tinggi untuk mempelajari terciptanya roda kendaraan di China dan asal mula kendaraan," tutur Qin Ling, yang menjabat sebagai kepala tim arkeologi Pingliangtai.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Temuan Kawah Meteor

Kawah meteor dengan diameter 1.850 meter dan kedalaman 150 meter ditemukan di Wilayah Yilan, Provinsi Heilongjiang, China timur laut. Para ilmuwan China dipimpin oleh Institut Geokimia Guangzhou di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan China, temuan itu dipublikasikan secara daring di Chinese Science Bulletin pada Selasa 24 Desember.

Terletak di barat daya Pegunungan Khingan Kecil, kawah meteor berbentuk mangkuk itu sebagian besar dalam kondisi baik, dengan hanya sepertiga ujungnya yang mengalami erosi. Mayoritas area lubangnya tertutup oleh pohon betula pendula atau white birch.

Temuan tersebut menunjukkan bahwa kawah Yilan terbentuk pada batuan granit Periode Kapur (Cretaceous), namun waktu pasti pembentukannya perlu dipelajari lebih lanjut.

Sementara itu, endapan lakustrin di bagian bawah kawah meteor menunjukkan pernah terdapat danau di tempat itu, yang menghilang sekitar 10.000 tahun lalu.

Penemuan ini dapat memberikan bukti baru tentang gletser di ketinggian rendah di China timur laut pada zaman kuno, dan berfungsi sebagai "laboratorium kawah alami" untuk studi tentang sains dan geologi planet di masa mendatang, menurut Chen Ming, seorang profesor di institut itu.

Chen menyimpulkan bahwa kawah semacam itu dapat ditemukan di Wilayah Yilan melalui analisis citra satelit pada awal 2019.

Terdapat sekitar 190 kawah meteor yang dikonfirmasi di seluruh dunia termasuk satu di Provinsi Liaoning, China timur laut, menurut Earth Impact Database.