Sukses

Demo Hong Kong Bikin Jumlah Turis Anjlok pada 2019

Turunnya jumlah turis dan terganggunya indusri ritel memberi efek negatif ke ekonomi Hong Kong.

Liputan6.com, Hong Kong - Sektor pariwisata Hong Kong terkena beban berat akibat demo pro-demokrasi yang berkepanjangan di Hong Kong. Pada semester akhir 2019, jumlah turis anjlok hingga hampir 40 persen.

Dilaporkan AP News, Rabu (15/1/2020), Dewan Turisme Hong Kong berkata jumlah turis mulai menurun ketika protes besar-besaran dimulai pada Juli 2019. Protes itu dimulai akibat kontroversi RUU Ekstradisi.

Pada enam bulan terakhir 2019, ada penurunan turis sebesar 39 persen ketimbang periode sama dari tahun sebelumnya. Secara keseluruhan jumlah turis Hong Kong menurun 14 persen sepanjang tahun lalu.

Demo-demo yang terjadi juga tak hanya di jalanan, tetapi masuk ke pusat perbelanjaan. Pernah pula ada kasus pendemo mengusir pedagang dari China daratan.

Sektor konsumsi pun terganggu. Akibatnya, brand mewah Louis Vuitton mengumumkan penutupan gerainya di Time Square akibat demo yang tak kunjung surut.

Ketua Dewan Turisme Hong Kong Y.K. Pang berkata ia tetap percaya bahwa Hong Kong masih punya ketahanan untuk menjadi tujuan kelas dunia. Dewan pun sudah meluncurkan acara promosi dan tawaran untuk hotel, penerbangan, perbelanjaan, dan atraksi.

Meski demikian, Menteri Dalam Negeri Hong Kong Lau Kong-wah justru mengumumkan pembatalan pertunjukan kembang api Tahun Baru Imlek karena ada masalah keamanan publik.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Ekonomi Diperkirakan Membaik pada 2020

Demo besar-besaran yang terjadi mengakibatkan penjualan ritel menurun serta kunjungan turis berkurang memberi dampak ke ekonomi. Akhir 2019, ekonomi Hong Kong pun masuk periode resesi.

Berdasarkan catatan Trading Economics, pertumbuhan GDP Hong Kong masih tumbuh 0,5 persen pada kuartal II 2019. Pada kuartal III, pertumbuhan GDP langsung menyusut 2,9 persen.

Menteri Keuangan Paul Chan berkata pertumbuhan ekonomi pada 2019 diperkirakan turun 1,3 persen. Sektor turisme, katering, dan ritel menderita kerugian terbanyak dengan penurunan bisnis 26 persen dibanding periode sama di 2018.

IMF memperkirakan ekonomi Hong Kong akan naik 1 persen pada kuartal awal 2020 berkat pulihnya sektor konsumsi.