Sukses

PM Dmitry Medvedev Mundur, Ini Kata Dubes RI di Rusia

Dubes RI untuk Rusia Wahid Supriyadi bersuara terkait mundurnya PM Dmitry Medvedev.

Liputan6.com, Jakarta - Dmitry Medvedev mendadak mengumumkan pengunduran diri sebagai perdana menteri Federasi Rusia. Ia mundur setelah menjabat sejak 2012 lalu.

Terkait keputusan itu, Duta Besar Republik Indonesia untuk Rusia menyebut tidak ada masalah antara Medvedev dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Selama ini hubungan dengan Presiden Putin baik-baik saja. Enggak ada kontroversi," ujar Dubes Wahid di Jakarta, Kamis (16/1/2020).

Wahid memastikan relasi Indonesia dan Rusia dari segi politik maupun bisnis akan berjalan normal. Festival dan Business Forum Indonesia di Rusia yang berjalan tahunan pun dipastikan tetap berlangsung pada akhir Juli nanti.

Dubes Wahid berkata Dmitry Medvedev merupakan seorang akademisi dengan latar belakang ekonomi. Medvedev pun tetap berada di lingkar kekuasaan karena sudah ditunjuk Presiden Putin untuk menjabat di Dewan Keamanan.

"Beliau juga ditunjuk sebagai deputi kepala Dewan Keamanan yang ketuanya Putin juga," jelas Wahid.

Menurut analisis Rusia, jelas Wahid, keputusan Medvedev mundur masih relevan dengan masa depan politik Vladimir Putin yang secara hukum harus berhenti menjabat pada 2024 mendatang. 

Wahid juga menjelaskan Vladimir Putin sudah menunjuk pengganti Dmitry Medvedev, yakni Mikhail Mishustin. Ia sebelumnya menjabat sebagai Kepala Pajak Federal dan kemungkinan segera diloloskan parlemen dalam beberapa hari ke depan.

"Itu sudah diajukan. Biasanya enggak lama. Setelah itu membentuk kabinet," ucap Wahid.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Kabar Medvedev Mundur Sebagai PM

Dmitry Medvedev mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Perdana Menteri Federasi Rusia pada Rabu, 15 Januari waktu setempat. Pengumuman ini dibuat beberapa jam usai Presiden Rusia Vladimir Putin ingin mengamandemen konstitusi negaranya.

Dilaporkan AP News, Vladimir Putin menerima pengunduran diri Medvedev dan berterima kasih atas jasa-jasanya, meski berkata kabinet Medvedev belum menyelesaikan setiap tugasnya.

Dmitry Medvedev merupakan orang dekat Putin telah menjabat sebagai PM Rusia sejak 2012. Ia baru saja dipilih lagi menjadi PM pada Mei 2018 untuk yang keenam kalinya.

Mundur sebagai PM bukan berarti Medvedev hengkang dari arena politik. Setelahnya, ia akan menjabat sebagai wakil kepala dewan keamanan presiden.

Medvedev pernah menjadi presiden pada 2008-2012. Ia menggantikan Putin yang saat itu telah menjabat selama delapan tahun dari 2000 - 2008.

Ketika Medvedev menjabat sebagai presiden, Putin menjabat sebagai PM. Pada 2012, Putin kembali menjadi presiden hingga kini. Konstitusi Rusia memiliki aturan dua periode untuk presiden dengan total 12 tahun.

Upaya amandemen Putin pun diduga untuk melanggengkan kekuasannya usai selesai menjabat di 2024.