Liputan6.com, Tehran - Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Jumat 17 Januari 2020 menuduh pemerintah Inggris, Prancis dan Jerman sebagai "antek Amerika". Tuduhan itu disampaikan di tengah tekanan AS atas perjanjian nuklir.
Amerika Serikat telah mengancam untuk mengenakan tarif 25 persen pada impor mobil Eropa jika pemerintah Uni Eropa terus mendukung kesepakatan nuklir, menurut Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer.
Advertisement
Dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (18/1/2020), perjanjian tahun 2015 itu dibuat di Wina antara Iran dengan Prancis, Inggris, Jerman, Amerika Serikat, China dan Rusia.
Tetapi perjanjian tersebut terancam bubar sejak Presiden Donald Trump secara sepihak menarik Amerika Serikat pada tahun 2018, sebelum memberlakukan kembali serangkaian sanksi ekonomi yang semakin intensif terhadap Iran.
Sebagai tanggapan, Tehran telah secara progresif mengurangi sejumlah komitmen utamanya pada perjanjian yang secara drastis membatasi kegiatan nuklirnya.
Inggris, Prancis dan Jerman pada hari Selasa mengumumkan bahwa mereka memulai apa yang disebut mekanisme perselisihan untuk mencoba membawa Iran kembali ke kepatuhan penuh dengan komitmennya berdasarkan perjanjian tersebut.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Punya Sejarah Permusuhan
Selama khotbah salat Jumat di Tehran, Khamenei menuduh pemerintah "jahat" Inggris, Prancis dan Jerman mengancam Iran untuk membawa masalah nuklir ke Dewan Keamanan (PBB).
Pemimpin tertinggi Iran itu mengatakan peluncuran mekanisme perselisihan itu dilakukan untuk membela aksi pembunuhan Jenderal top Iran Qasem Soleimani dalam serangan pesawat tak berawak AS di Baghdad, dan pembalasan Iran berikutnya.
Pekan lalu, Iran melepaskan satu tembakan rudal ke pasukan AS yang ditempatkan di pangkalan militer Irak, yang melukai 11 tentara Amerika.
Khamenei menuduh pemerintah Eropa memiliki sejarah permusuhan dengan Iran.
"Ketiga negara ini adalah yang selama (perang Iran-Irak) membantu Saddam Hussein sebanyak yang mereka bisa," katanya, merujuk pada mantan diktator Irak dan musuh lama Iran.
"Sudah terbukti sekarang, setelah sekitar satu tahun, bahwa mereka, dalam arti sebenarnya, adalah antek Amerika, dan pemerintah-pemerintah pengecut ini menunggu negara Iran untuk menyerah," katanya.
"Bahkan ketika mereka bernegosiasi, negosiasi mereka dinodai dengan tipu daya? Mereka yang berada di belakang meja perundingan, para pria itu, sama dengan para teroris di bandara Baghdad" yang membunuh Soleimani, katanya.
"Mereka tidak bisa dipercaya."
Advertisement