Liputan6.com, Jakarta Kebakaran hutan di Australia membuat spesies laba-laba purba dikhawatirkan punah. Zephyrarchaea austini, spesies laba-laba pembunuh, hanya ditemukan di Pulau Kanguru yang terletak di lepas pantai Australia Selatan.
Menurut pakar terkemuka Michael Rix dari Museum Queensland, yang menemukan spesies itu, habitat laba-laba tersebut kini telah hancur oleh kebakaran hutan yang menghanguskan lebih dari sepertiga pulau tersebut.
Baca Juga
"Spesies itu hanya diketahui berasal dari sebelah barat laut pulau itu," katanya, menurut laporan Australian Broadcasting Corporation.
Advertisement
"Sejauh yang kami ketahui, kawasan tersebut terkena dampak yang signifikan. Kami sangat khawatir laba-laba itu mungkin akan sangat terdampak jika berhasil selamat dari kebakaran."
Laba-laba pembunuh, yang juga dikenal sebagai laba-laba pelikan, hanya memiliki tinggi 2 milimeter dan berasal dari periode Jura lebih dari 140 juta tahun silam.
Â
Hidup di Dasar Hutan
Rix mengatakan, sementara beberapa laba-laba dapat menggali lubang persembunyian untuk menghindari ancaman kebakaran, laba-laba pembunuh hidup di dasar hutan.
"Mereka benar-benar hanya ditemukan di hutan hujan dan habitat kompleks yang basah," katanya, seperti dilansir Xinhua, Minggu (19/1/2020).
"Setahu kami, satu-satunya cara agar mereka dapat bertahan melawan kebakaran adalah jika ada beberapa bidang habitat yang tidak tersentuh api. Kekhawatiran terbesar kami terhadap kebakaran Pulau Kanguru adalah bahwa bencana itu sangat merusak dan begitu panas. Kami khawatir keseluruhan jangkauan habitat mereka hangus dilalap api."
Beragam satwa liar di pulau tersebut mati akibat kebakaran besar dan setengah dari populasi koala yang berjumlah sekitar 50.000 ekor, juga dikhawatirkan mati.
Rix mengatakan kematian serangga dan laba-laba akan lebih signifikan dibandingkan kematian koala dan kanguru.
"Hewan kecil merupakan fondasi ekosistem yang sehat," imbuhnya.
"Serangga memegang peranan penting di semua jaring makanan di segala habitat utama di Bumi dan laba-laba adalah predator utama serangga."
Advertisement
Koala Terancam Punah
Menteri Lingkungan Hidup Australia Sussan Ley memperingatkan, kebakaran hutan ini mengakibatkan koala sebagai hewan asli Australia masuk dalam daftar spesies yang terancam punah.
Ley dan Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg mengumumkan pendanaan sebesar 50 juta dolar Australia (1 dolar Australia = Rp9.490) untuk membantu spesies-spesies yang terdampak krisis kebakaran hutan.
Populasi koala, kata Ley, mendapat "pukulan keras" dari peristiwa kebakaran yang terjadi. Dia pun mengumumkan bahwa spesies ikonik itu dapat secara resmi menyandang status "terancam punah".
Koala telah berstatus "rentan" sejak 2012 lalu, tetapi Ley mengatakan, Komite Ilmiah Spesies Terancam Punah (Threatened Species Scientific Committee) yang bertugas menetapkan status seluruh spesies di Australia, dapat segera menurunkan status tersebut.
"Tidak diragukan lagi sejumlah besar koala telah mati, dan banyak koala lainnya yang terluka," ujarnya, seperti dilaporkan surat kabar The Australian.
"Faktanya, kita belum bisa mengetahui sejauh mana kerusakan yang terjadi hingga pemetaan dilakukan dan kebakaran ini berakhir."