Liputan6.com, Victoria- Hujan lebat mengguyur Australia di tengah krisis kebakaran hutan. Premier atau Kepala Pemerintahan Negara Bagian Victoria, Daniel Andrews mengatakan, hujan terbukti "sangat membantu" bagi masyarakat Australia yang terkena dampak kebakaran hutan.
Namu, ia khawatir badai juga dapat menghambat beberapa upaya pemadaman kebakaran di Australia dan menyebabkan tanah longsor di jalan raya.
Baca Juga
Selain itu, kualitas udara di Melbourne, Australia melonjak melampaui tingkat berbahaya karena asap dari kebakaran hutan di dekatnya pada pekan lalu.
Advertisement
"Pada akhirnya, kita harus tetap waspada. Ini masih 20 Januari, musim kebakaran masih jauh dari selesai," kata Daniel Andrews, seperti dikutip dari BBC, Selasa (21/1/2020).
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Titik Api Mencapai 1,5 Juta hektar
Kondisi kebakaran terburuk Victoria dilaporkan biasanya terjadi pada pekan pertama Februari.
Daniel Andrews mengatakan, masih ada "titik api besar" seluas lebih dari 1,5 juta hektar dari kebakaran yang berkobar di bagian timur pada malam tahun baru lalu.
Petugas pemadam kebakaran di New South Wales juga memperingatkan cuaca panas dan berangin akan kembali pada akhir pekan ini.
Para ahli juga memperkirakan bahwa lebih dari 1 miliar hewan tewas dalam bencana kebakaran hutan, seperti dikutip dari BBC.
Advertisement
Kebakaran Berlanjut, Badai Menerjang
Badai juga dikabarkan menerjang daerah-daerah yang dilanda kebakaran di sekitar Australia Timur.
Meskipun sudah diterjang hujan deras, lebih dari 80 kobaran api masih menyala di sejumlah wilayah di New South Wales (NSW) dan Victoria.
Badai besar juga dikabarkan telah melanda Melbourne dan Canberra, ditambah dengan hujan es sebesar bola golf jatuh di beberapa daerah. Selain itu, badai parah juga diperkirakan akan melanda wilayah lain yang dilanda kebakaran hutan.