Liputan6.com, Tehran - Iran masih tetap dalam kesepakatan nuklirnya di tahun 2015 meskipun pihaknya membatalkan komitmennya untuk pakta tersebut, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Abbas Mousavi pada Senin 20 Januari. Ia mengkritik kekuatan Eropa karena gagal menyelamatkan perjanjian itu.
"Tehran masih tetap dalam kesepakatan ... klaim kekuatan Eropa tentang Iran yang melanggar perjanjian itu tidak berdasar," katanya dalam konferensi pers mingguan televisi, seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (21/1/2020).
Advertisement
Baca Juga
"Apakah Iran akan lebih lanjut mengurangi komitmen nuklirnya akan tergantung pada pihak lain dan apakah kepentingan Iran dijamin berdasarkan kesepakatan," kata Mousavi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Iran Mundur dari Kesepakatan Nuklir
Iran telah menyatakan bahwa mereka tidak akan lagi mematuhi pembatasan yang diberlakukan perjanjian nuklir pada 2015 silam.
Dalam sebuah pernyataan, mereka mengatakan tidak akan lagi patuh kepada keterbatasan kapasitasnya untuk pengayaan, tingkat pengayaan, stok bahan yang diperkaya, atau penelitian dan pengembangan.
Dilansir dari BBC, Senin (6/1/2020), pengumuman itu menyusul usai pertemuan kabinet Iran di Tehran.
Di bawah perjanjian tahun 2015, Iran sepakat untuk membatasi kegiatan nuklirnya yang sensitif dan mengizinkan para inspektur internasional sebagai imbalan atas pencabutan sanksi ekonomi yang melumpuhkan.
Namun, Presiden AS Donald Trump meninggalkannya pada tahun 2018, dengan mengatakan dia ingin memaksa Iran untuk menegosiasikan kesepakatan baru yang akan menempatkan pembatasan tak terhingga pada program nuklirnya dan juga menghentikan pengembangan rudal balistiknya.
Iran menolak, dan sejak itu secara bertahap mengembalikan komitmennya berdasarkan perjanjian sebelumnya.
Hal itu diharapkan untuk jadi sikap terbaru Iran pada perjanjian akhir pekan ini, sebelum berita kematian Soleimani.
Media pemerintah Iran mengumumkan pada hari Minggu bahwa negara itu tidak akan lagi menghormati batas yang ditetapkan dalam kesepakatan 2015.
"Iran akan melanjutkan pengayaan nuklirnya tanpa batasan dan berdasarkan pada kebutuhan teknisnya," lapor sebuah pernyataan.
Namun, pernyataan itu tidak mengatakan bahwa Iran sebenarnya menarik diri dari perjanjian itu dan menambahkan bahwa negara itu akan terus bekerja sama dengan pengawas nuklir PBB, IAEA.
Iran, katanya, siap untuk kembali ke komitmennya setelah menikmati manfaat dari perjanjian. Para wartawan mengatakan ini merujuk pada ketidakmampuannya untuk menjual minyak dan memiliki akses ke pendapatannya di bawah sanksi AS.
Advertisement