Sukses

Kasus Pemerkosaan 21 Tahun Lalu Akhirnya Terungkap dengan Uji DNA

Tiga kasus pemerkosaan sejak tahun 1999 berhasil diselesaikan dengan pengujian DNA di Georgia.

Liputan6.com, Marietta - Berbeda dengan cara penyelesaian kasus dari negara lain pada umumnya, kali ini sebuah pengujian genetik tingkat lanjut berhasil membantu pihak berwenang untuk mengungkap tiga kasus pemerkosaan di Georgia sejak 1999.

Dilansir dari ABC News, Rabu (22/1/2020), ketiga kasus pemerkosaan itu terjadi antara Juni dan Oktober 1999 dalam radius 4 km satu sama lain, ungkap Jaksa wilayah Cobb, Joyette Holmes.

Setiap wanita segera melaporkan serangannya dan menjalani pengujian untuk mengumpulkan dan mengamankan "sisa" yang ditinggalkan pemerkosa.

Pengujian pemerkosaan yang dilakukan Biro Investigasi Georgia pada saat itu menunjukkan bahwa profil DNA dari tiga kasus itu identik, namun setelah diperiksa berulang kali tidak pernah cocok dengan pelaku yang diketahui dalam database DNA nasional.

Ketiga kasus ini mulai diperiksa kembali pada akhir 2018 dan menetapkan bahwa tes DNA tingkat lanjut mungkin solusi yang tepat. Dewan Koordinasi Keadilan Pidana, yang mendanai Georgia Sexual Assault Kit Initiative, telah menyetujui sekitar Rp 136 juta untuk pengujian kasus pemerkosaan tersebut.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Pengujian Sampel DNA

Awal 2019, bukti DNA digunakan Parabon NanoLabs yang mampu menentukan penampilan fisik menggunakan fenotip. Laboratorium tersebut juga menyerahkan profil tersebut ke situs web penelitian DNA dan silsilah publik dan menemukan leluhur potensial pemerkosa, yang menunjukkan kemungkinan tersangka tinggal di Arkansas.

Setelah orang itu diidentifikasi, para penyelidik meneliti latar belakangnya dan menemukan bahwa ia pernah tinggal di daerah Atlanta pada saat pemerkosaan. Ia juga ditahan karena tuduhan mengintip, pengungkapan yang tidak senonoh dan pencurian, serta beberapa kejahatan yang dilakukan di wilayah yang sama dengan kasus tiga pemerkosaan.

Dua penyelidik melakukan perjalanan ke Arkansas bulan lalu dengan bantuan dari polisi, mengeluarkan surat perintah penggeledahan pada Lorinzo Novoa Williams yang berusia 48 tahun, dan mengumpulkan sampel DNA untuk perbandingan meskipun Williams membantah melakukan serangan seksual.

Setelah kembali ke Georgia pada hari berikutnya, para penyelidik mengetahui bahwa lelaki itu menghilang dan ternyata sudah mati. Pihak berwenang mempercepat pengujian pada sampel dan menemukan bahwa DNA Williams cocok dengan profil genetik dari pemerkosaan 1999.

Asisten Senior Jaksa Daerah, Theresa Schiefer, yang bekerja pada penyelidikan, membagikan cerita itu dengan para wanita yang menghanyutkan perasaan.

Schiefer mengatakan bahwa mereka merasa sangat beruntung karena dapat memberikan beberapa jawaban untuk para wanita itu setelah sekian lama.

"Kami ingin siapa pun yang mengalami serangan seksual mengetahui bahwa kami akan terus mengerjakan kasus mereka dengan harapan bahwa giliran mereka akan datang juga," tambah Schiefer.

 

Reporter: Jihan Fairuzzia