Sukses

Upaya Keras China Hadapi Virus Corona Jelang Perayaan Imlek

China kini tengah menghadapi masalah virus corona yang besar, lantaran virus ini menyebar di tengah perayaan Imlek, di mana arus mudik di sana sedang ramai-ramainya.

Liputan6.com, Wuhan - China sedang berjuang untuk menghadapi Virus Corona  yang mematikan di Provinsi Hubei, di mana ratusan juta orang bersiap untuk merayakan Tahun Baru China atau Imlek.

Beijing dan Hong Kong telah membatalkan beberapa perayaan besar untuk mencegah berkumpulnya banyak orang. Bahkan, Wuhan dan kota-kota lain di Hubei telah melakukan tindakan yang jauh lebih ekstrem yaitu dengan pembatasan pada transportasi umum. Demikian seperti dikutip dari BBC, Jumat (24/1/2020).

Pada hari Jumat, pihak berwenang China mengatakan jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 25, dengan 830 kasus dikonfirmasi.

Dari kasus yang dikonfirmasi, 177 berada dalam kondisi serius dan 34 di antaranya telah "disembuhkan dan diperbolehkan pulang", kata Komisi Kesehatan Nasional. Namun, masih ada 1.072 kasus lain yang masih dicurigai, tambahnya.

Lantaran jumlah kasus yang dikonfirmasi di luar negeri masih rendah - saat ini 13, hal ini menjadi salah satu alasan bagi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Kamis menolak untuk menunjuk virus sebagai "darurat internasional".

"Mungkin belum menjadi status darurat internasional," kata Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Ketakutan Jelang Imlek

Perayaan Imlek menjadi salah satu migrasi tahunan terbesar di dunia.

Pihak berwenang telah membatalkan semua perayaan besar-besaran di Beijing. Pameran kuil dilarang, rilis film ditunda dan Forbidden City akan ditutup untuk umum.

Hong Kong juga membatalkan karnaval internasional dan turnamen sepakbola tahunannya. Penjabat kepala pelaksana, Matthew Cheung mengatakan, "tidak pantas untuk melihat kerumunan orang yang berkumpul bersama".

Penguncian besar-besaran yang dilakukan pemerintah China atas kota Wuhan, tempat virus pertama kali terdeteksi, dan tindakan serupa untuk setidaknya lima kota provinsi lainnya mendapat pujian dari WHO.

China secara efektif mengkarantina hampir 20 juta orang di provinsi Hubei, tanpa pesawat atau kereta api yang keluar atau masuk Wuhan. Kota-kota tersebut juga terpaksa harus menutup sejumlah kafe, bioskop, teater, dan pameran.

Lantaran hal tersebut, kini banyak orang telah mengantre di beberapa toko makanan karena stok makanan mulai menipis. 

Sebagai langkah antisipasi, masker wajah kini diwajibkan di semua tempat umum di Wuhan dan beberapa warga mengatakan kota mereka seperti kota hantu.