Sukses

Masker dan Sepenggal Kisah dari Taiwan di Tengah Merebaknya Virus Corona Wuhan

Taiwan masuk dalam daftar salah satu negara yang memiliki kasus positif infeksi Virus Corona Wuhan. Ini pengalaman wartawan Liputan6.com berada di wilayah tersebut.

Liputan6.com, Taipei - Seorang warga Taiwan dikonfirmasi positif terinfeksi Virus Corona Wuhan. Informasi tersebut juga disebarluaskan oleh perwakilan Negeri Formosa itu di Jakarta.

"Seorang pasien yang dikonfirmasi juga muncul di Taiwan pada tanggal 22 Januari," ujar Taipei Economic and Trade Office (TETO) dalam pernyataan tertulisnya, Jumat 24 Januari 2020.

Hal tersebut kian menambah daftar sebaran wabah Virus Corona dari Wuhan tersebut. Saat ini di luar Tiongkok, kasus serupa di antaranya ditemui di sejumlah negara Asia yakni Malaysia, Jepang, Thailand, Korea Selatan, Taiwan, Singapura, dan Vietnam. Lalu Amerika Serikat, Australia, serta Prancis.

Suasana Tahun Baru China atau Imlek yang jatuh pada 25 Januari 2020 di Taiwan pun terasa sedikit berbeda dari biasanya. Lebih banyak orang yang mengenakan masker daripada hari biasanya maupun saat perayaan tersebut.

Pantauan Liputan6.com di Taipei, Minggu (26/1/2020), suasana di ibu kota Taiwan itu terbilang sepi. Karena banyak orang pulang ke kampung halaman untuk merayakan Imlek bersama keluarga.

Banyak restoran dan toko-toko tutup. Kendati demikian, warga tetap melakukan aktivitas seperti biasa. Sejumlah tempat terlihat memasang ornamen berwarna merah khas Imlek.

"Iya, kita makan makanan cepat saji saat Imlek. Soalnya banyak restoran yang tutup," ujar salah satu siswa Universitas Soochow.

Sementara itu, publik terlihat mengenakan masker ketika berada di jalanan atau lokasi umum. Sesuai dengan anjuran pemerintah setempat, yang juga dikabarkan media lokal. Sekaligus sebagai langkah antisipatif.

Salah satunya situs berita online Focus Taiwan, yang menuliskan saran dari dokter agar orang-oran memakai masker wajah dan sering mencuci tangan untuk melindungi diri terhadap coronavirus novel 2019 (2019-nCoV), setelah kasus pertama yang dikonfirmasi tentang virus di negara itu pada hari Selasa.

Kepala Divisi Penyakit Menular Departemen Penyakit Dalam di Rumah Sakit Linkou Chang Gung Memorial yang berbasis di Taipei, Huang Ching-tai mengatakan kepada wartawan bahwa orang-orang harus menghindari mengunjungi Kota Wuhan di China tengah, tempat wabah diyakini bermula.

Selain itu, Focus Taiwan juga menyebutkan bahwa orang-orang harus mengurangi kunjungan ke tempat-tempat ramai dan harus mengenakan masker wajah selama kunjungan tersebut.

Kunci lain untuk melindungi dari coronavirus jenis baru adalah sering mencuci tangan dengan sabun.

Dokter Huang juga mengatakan masker bedah, jika dipakai dengan benar, efektif mencegah penyebaran infeksi. Setelah masker wajah rusak atau kotor, seseorang harus segera menggantinya dengan yang baru.

Dr Huang juga mengatakan tidak perlu memakai masker N95, karena mereka dapat membuat lebih sulit bagi pemakai untuk bernafas. Kebanyakan orang tidak dapat memakai N95 untuk jangka waktu yang lama.

Disebutkan pula oleh Direktur Divisi Penyakit Menular Anak di Universitas Medis China yang berbasis di Taichung, Hwang Kao-pin mengatakan siapa pun yang harus mengunjungi Tiongkok dalam beberapa hari terakhir harus menghindari kontak dengan hewan.

Selain itu, Hwang Kao-pin juga meminta agar warga mengenakan masker bedah selama perjalanan panjang, seperti di pesawat terbang atau kereta api, juga menawarkan perlindungan yang lebih baik, tambahnya.

Pemerintah Taiwan telah meningkatkan travel alert atau peringatan perjalanannya, menyerukan kepada warga Taiwan untuk menghindari mengunjungi Wuhan karena adanya wabah Virus Corona.

Wakil kepala Centers for Disease Control (CDC) atau Pusat Pengendalian Penyakit Chuang Jen-hsiang mengatakan mengenakan masker bedah dapat mengurangi risiko orang sehat jatuh sakit hingga 80 persen dan tidak perlu mengenakan masker N95, yang lebih cocok untuk pekerja medis.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

2 dari 3 halaman

Permintaan Masker Terus Meningkat di Taiwan

Sementara itu, menurut laporan Focus Taiwan, permintaan untuk masker bedah dan N95 telah meningkat selama beberapa minggu terakhir setelah pecahnya 2019-nCoV, menurut pengecer.

Menurut kelompok ritel kesehatan dan kecantikan AS. Grup Watson, penjualan masker wajah meningkat 30 persen selama tiga minggu pertama Januari, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Situs belanja online ihergo melaporkan pihaknya menjual 150.000 masker dari 1 Januari hingga 20 Januari. Jumlah tersebut 2,9 kali lebih banyak daripada jumlah untuk semua Desember 2019.

Pemerintah Taiwan meyakinkan masyarakat bahwa mereka memiliki banyak masker. CDC saat ini memiliki 44 juta masker bedah dan 1,9 juta masker, lebih dari cukup untuk memenuhi permintaan sejauh ini, menurut CDC.

3 dari 3 halaman

Imbauan Pihak Kampus

Pihak kampus Soochow University, tempat wartawan Liputan6.com menempuh program beasiswa dari pemerintah Taiwan (TETO), juga mengeluarkan imbauan untuk para siswanya terkait penyebaran Virus Corona Wuhan.

"SCUCLC mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek bagi Anda semua. Pada saat yang sama, perlu diketahui berita terbaru tentang Coronavirus Wuhan, dan bersiaplah," demikian awal pembukan surel yang Liputan6.com terima dari pihak Chinese Language Center, Soochow University.

Dalam email tersebut, seluruh siswa diminta memperhatikan sejumlah hal terkait wabah Virus Corona Wuhan.

"Ada kasus yang dikonfirmasi dari coronavirus Wuhan di Taiwan. Juga, ada beberapa kasus yang dikonfirmasi di Asia. Harap ikuti aturan untuk mencegah coronavirus," tulis pihak kampus.

Berikut ini beberapa imbauannya:

  1. Diimbau memakai masker di tempat-tempat umum seperti kereta, MRT atau pesawat terbang
  2. Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun
  3. Hindari pergi ke tempat-tempat ramai

Selain itu, para murid juga diminta waspada terhadap sejumlah gejala yang dianggap ciri khas Virus Corona Wuhan di antaranya:

  1. Demam
  2. Batuk
  3. Sakit Tenggorokan
  4. Kesulitan bernafas

Pihak kampus juga meminta murid jika dalam 14 hari setelah perjalanan kembali ke Taiwan, silakan hubungi nomor layanan bebas pulsa 1922 atau 0800-001922 atau memberi tahu staf bandara untuk melaporkan gejala Anda kepada otoritas kesehatan segera.

"Jangan pergi ke rumah sakit langsung sendiri," tegas pihak kampus.