Sukses

Teriakan Semangat hingga Sumbang Masker, 3 Kisah Solidaritas Warga Wuhan di Tengah Virus Corona

Berikut adalah beberapa kisah solidaritas di Wuhan akibat wabah Virus Corona yang mematikan.

Liputan6.com, Wuhan - Mengingat jumlah infeksi Virus Corona yang terus bertambah, jutaan orang telah diisolasi di Wuhan, pusat penyebaran virus mematikan itu, untuk mencoba menghentikan penyebarannya. Tetapi dalam masa isolasi ini, beberapa orang bertekad untuk membangkitkan semangat satu sama lain.

Virus Corona baru yang mematikan ini tengah menyebar di China, khususnya Kota Wuhan, diperkirakan akan bertahan setidaknya selama beberapa bulan dan memberikan dampak kepada banyak orang.

Wabah mematikan itu juga terjadi saat China sedang merayakan salah satu tanggal terpenting dalam kalendernya, yaitu Tahun Baru Imlek. Bayangkan jika seharusnya waktu bisa digunakan untuk berkumpul dan bertemu dengan keluarga, kini situasi mengerikan sedang melanda dan mempersulit untuk merayakan Tahun Baru Imlek dengan lepas.

Namun, di balik hebohnya virus ini, tak banyak orang ketahui bahwa terdapat beberapa kisah solidaritas dari warga Wuhan yang dilakukan guna memberi semangat satu sama lain karena adanya Virus Corona.

Dilansir dari CNN, Rabu (29/1/2020), berikut adalah beberapa kisah solidaritas dari warga Wuhan yang sedang dilanda Virus Corona:

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 4 halaman

1. Meneriakkan Dukungan

Di Wuhan, mayoritas penduduknya diperintahkan untuk tinggal di rumah guna meminimalkan penyebaran Virus Corona. Tetapi, penghuni di blok apartemen menemukan sebuah cara kecil untuk menghibur dan memberi semangat untuk satu sama lain.

Baru-baru ini telah beredar video dari media sosial Weibo dan Twitter yang tengah menjadi sorotan dan ramai dibicarakan publik. 

Pasalnya, dalam video ini, para penduduk yang tinggal di apartemen terlihat meneriakkan seruan “Wuhan Jiayou” yang artinya “Semangat Wuhan” atau "Tetap kuat Wuhan" untuk menyemangati satu sama lain, mengingat Virus Corona yang mematikan dan kian hari semakin menyebar.

Unggahan video ini tak sedikit membuat warganet dari seluruh dunia yang melihatnya merasa terenyuh dan merinding karena mendengar satu sama lain saling bersautan dengan semangat.

"Kami akan melewati ini. Wuhan jiayou, seluruh negara mendukungmu," kata salah satu warganet di kolom komentar Weibo.

Meskipun ada banyak ketakutan dan kemarahan pada pihak berwenang di media sosial di China, media pemerintah telah menyoroti tindakan baik dan kisah-kisah warga bersatu di Wuhan.

 

3 dari 4 halaman

2. Menyiapkan 200 Porsi Makanan

Menurut sebuah laporan Beijing News, beberapa rumah sakit di Wuhan telah mengalami kekurangan makanan. Dua warga yang tinggal di Wuhan sebelumnya mengatakan bahwa orang-orang di kota itu berusaha menimbun makanan.

Seorang pemilik restoran baru di Wuhan telah menghabiskan waktu festival Tahun Baru Imlek dengan menyiapkan makanan untuk para pekerja medis di kota itu.

Li Bo, pemilik dari restoran baru itu, telah membuka restorannya sebulan yang lalu. Untuk membuka restoran, ia menjual mobilnya dan meminjam uang untuk mengumpulkan dana.

Mengingat wabah Virus Corona yang terus menyebar, restorannya menjadi sepi dan jalanan kota pun kosong bagaikan kota mati. Li Bo mengatakan bahwa awalnya ia panik dan khawatir karena memikirkan bagaimana ia akan membayar kembali uang pinjamannya.

"Tetapi kemudian saya melihat (berita) tentang bagaimana staf medis di rumah sakit berjuang dan saya merasa sudah saatnya saya bertindak. Saya ingin melakukan usaha semampunya, tidak peduli seberapa kecilnya (usaha saya),” kata Li Bo.

Li Bo bersama koki lainnya menghabiskan hari-harinya untuk membeli bahan-bahan dan memasak makanan yang cukup untuk dimasukkan ke dalam 200 kotak. Ia sedang dalam proses menemukan kotak yang cukup untuk mengemas makanan, menambahkan bahwa makanan itu akhirnya akan dikirim ke staf medis di Rumah Sakit Xiehe Wuhan.

"Saya ingin melakukan yang terbaik untuk (memastikan) staf medis dapat mengkonsumsi makanan saya. Saya berharap mereka mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan dan itu akan meningkatkan kekebalan mereka," jelas Li Bo.

Sebagai tambahan, Li Bo telah berencana untuk terus melanjutkan pengiriman makanan selama ia masih bisa mengerjakannya. Dan yang pasti, ia juga berharap agar kota yang dicintainya itu segera pulih.

4 dari 4 halaman

3. Penduduk yang Menyumbang 15.000 Masker

Ketakutan dan kekhawatiran akan Virus Corona telah membuat ribuan orang di seluruh negeri berbondong-bondong untuk membeli masker wajah. Hal itu rupanya memicu kurangnya persediaan masker di beberapa tempat.

Masker telah menjadi alat bantu yang sangat berharga sehingga banyak orang di media sosial China, Weibo, bercanda bahwa mereka lebih suka menerima masker wajah daripada hadiah uang  yang diberikan saat Tahun Baru Imlek.

Menurut Xiaoxiang Morning Herald, Hao Jin, seorang warga desa di Changde, provinsi tetangga Hubei yang merupakan letak Wuhan, memutuskan untuk menyumbangkan hampir 15.000 masker wajah.

Hao Jin bekerja di pabrik masker pada tahun lalu dan akhirnya mengundurkan diri dari pekerjaan itu, tetapi perusahaan tidak mampu membayar gajinya. Sebagai bentuk kompensasi, Hao Jin justru diberi 15.000 masker dan uang sejumlah Rp 39 juta.

Masker-masker yang pada awalnya ia lupakan di rumahnya, kini dimanfaatkan karena mendengar berita yang beredar tentang kurangnya persediaan masker. Hao Jin juga menyimpan beberapa masker untuk keluarganya, dan membagikannya kepada orang-orang di desanya sebelum menyumbangkan sisanya ke daerah setempat.

"Saya rasa masker yang saya miliki akan disumbangkan kepada mereka yang membutuhkan, dan saya berharap masker itu dapat lebih bermanfaat dan bernilai bagi orang lain," katanya.

 

Reporter: Jihan Fairuzzia