Sukses

Penularan Virus Corona Antar-Manusia Pertama Terjadi di Taiwan, Korban Tewas Kini 132 Jiwa

Taiwan melaporkan kasus pertama penularan Virus Corona Wuhan secara domestik antar-manusia.

Liputan6.com, Taipei - Taiwan melaporkan kasus pertama penularan Virus Corona baru domestik atau dalam negeri pada Selasa 28 Januari 2020. Negeri Formosa juga mengeluarkan peringatan perjalanan ke China, dengan mengatakan orang-orang harus menghindari pergi ke negara itu tanpa alasan penting, mengingat munculnya wabah mematikan.

Taiwan dan China memiliki ikatan ekonomi dan budaya yang erat, dan pulau itu telah melaporkan delapan kasus virus yang dikonfirmasi terkait Virus Corona.

Sejauh ini lebih dari 100 kematian akibat Virus Corona yang berpusat di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei. New York Times menyebut jumlah korban tewasnya mencapai 132, dengan kasus terinfeksi sekitar 6.000.

Central Epidemic Command Centre atau Pusat Komando Epidemi Pusat Taiwan mengatakan pasien terakhir, yang kedelapan, adalah kasus penularan pertama di pulau itu seperti dalam semua kasus sebelumnya orang-orang telah terinfeksi pertama di China.

"Pasien baru, seorang pria berusia 50-an dari Taiwan tengah, terinfeksi Virus Corona dari istrinya setelah dia kembali dari bekerja di China dan sebelum dia dinyatakan positif," kata pusat komando seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (29/1/2020). 

"Pria itu dalam kondisi stabil".

Di Taiwan, 5 kasus infeksi virus corona Wuhan atau 2019-nCoV telah ditemukan per Senin 27 Januari 2020. Jumlah tersebut mengalami penambahan setelah sebelumnya berjumlah 3 kasus.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Peringatan Terkait Virus Corona

Secara terpisah, pusat komando itu mengatakan akan melakukan peringatan meluas ke seluruh China agar tak pergi ke Provinsi Hubei kecuali benar-benar diperlukan, meskipun Hong Kong dan Makau dikecualikan.

Taiwan juga telah membatasi sebagian besar pengunjung Tiongkok.

Pekan lalu, pemerintah Taiwan mengumumkan larangan satu bulan untuk ekspor masker khusus yang dirancang untuk digunakan bagi tenaga medis, dengan mengatakan mereka harus menjaga kebutuhan rakyatnya sendiri terlebih dahulu.

Beberapa apotek di Taiwan mengatakan mereka menghadapi kekurangan masker wajah. Pemerintah mengatakan sedang berupaya untuk memastikan pasokan dan mengumumkan akan melepaskan lebih banyak masker, tetapi membatasi setiap orang untuk membeli maksimal tiga.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, yang mengunjungi orang-orang untuk memperpanjang harapan Tahun Baru Imlek, mengatakan pemerintah sepenuhnya siap untuk menghadapi virus itu dan orang-orang tidak boleh panik.

"Pekerjaan anti-epidemi kami tidak mengambil liburan, dan berlangsung 24 jam sehari," kata kantor kepresidenan Taiwan.