Liputan6.com, Karachi - Perdana Menteri India Narendra Modi mengeluarkan pernyataan yang menyinggung masyarakat Pakistan. Mirip dengan retorika Donald Trump yang membanggakan militer, Modi berkata tentaranya dapat mengalahkan Pakistan dalam 10 hari.
Dilansir VOA Indonesia, Kamis (30/1/2020), Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan, komentar Modi yang "tidak bertanggung jawab dan menghasut perang " itu mencerminkan "obsesi India yang tidak bisa disembuhkan" terhadap Pakistan dan upaya untuk mengalihkan perhatian dari meningkatnya tantangan di dalam negeri yang dihadapi kepemimpinan India.
Advertisement
Baca Juga
"Kami mendesak masyarakat internasional untuk menyadari bahwa retorika bermusuhan dan tindakan agresif terus menerus dari kepemimpinan India menimbulkan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan di kawasan," kata pernyataan itu.
Ketegangan antara India dan Pakistan tinggi karena sengketa wilayah Kashmir, yang mengantarkan kedua negara bersenjata nuklir itu ke ambang perang keempat Februari lalu.
"Pakistan telah kalah dalam tiga perang. Angkatan Bersenjata kita butuh tidak lebih dari 7-10 hari untuk membuat Pakistan menjadi debu," kata Modi kepada pejabat militer di New Delhi, Selasa (28/1).
Komentar itu disampaikan Modi ketika Partai Nasionalis Hindunya yang berkuasa, Bharatiya Janata (BJP) menghadapi tekanan domestik dan internasional semakin besar di tengah melambannya ekonomi dan protes berkelanjutan selama berminggu-minggu terhadap UU kewarganegaraan baru yang menurut para pengecam, mendiskriminasikan minoritas Muslim India.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ucapan Modi
Narendra Modi memberikan klaim itu ketika berbicara di dpean Korps Kadet Nasional. Modi mengungkit perang antara kedua negara di Jammu dan Kashmir.Â
Ia pun menyebut jika ada perang lagi, maka angkatan bersenjata India dapat mengalahkan Pakistan dalam seminggu hingga 10 hari, demikian laporan Hindustan Times.
Modi berkata ia siap memberikan perintah ke angkatan bersenjata jika perlu. Pendekatan Modi pun berbeda dari rezim sebelumnya yang tak memberi izin untuk serangan militer.Â
"Hari ini negara kita maju dengan yuva soch (pemikiran muda). Jadi, negara ini dapat melakukan serangan bedah (surgical strike) untuk mengajarkan teroris pelajaran di halaman belakang mereka," ujar Modi.Â
Advertisement