Sukses

Sukses Bangun RS Virus Corona 9 Hari, China Siap Resmikan Satu Lagi

China terus mengebut pembangunan RS kilat untuk melawan Virus Corona.

Liputan6.com, Wuhan - Pemerintah Republik Rakyat China berhasil menyelesaikan Rumah Sakit Huoshenshan dalam waktu sembilan hari di Wuhan. Dokter dari militer Tiongkok akan mengurus pengoperasian RS anyar khusus merawat pasien Virus Corona.

Melansir media pemerintah China CGTN, Senin (3/2/2020), RS yang selesai dalam sembilan hari itu langsung kedatangan pasien pada hari ini. Bangunan dua lantai ini awalnya dikabarkan berdiri di atas lahan seluas 25 ribu meter persegi, namun media China kini menyebut 34 ribu meter persegi.

Proyek RS ini resmi dimulai pemerintah China pada 25 Januari lalu dan selesai pada 2 Februari.

Pembukaan RS Huoshenshan akan diikuti kehadiran RS Leishenshan yang dijadwalkan selesai dibangun pada 5 Februari dan digunakan pasien sehari setelahnya. Livestream pembangunan RS itu juga dipantau warganet di YouTube.

Berikut live streaming pembangunan RS Leishenshan: 

RS Leishenshan juga akan digunakan untuk menangani pasien Virus Corona dan sudah memasuki tahap akhir pembangunan. Kapasitas RS Leishenshan akan lebih besar yakni dengan 1.500 ranjang pasien, sementara RS Huoshenshan memiliki 1.000 tempat tidur.

Pembangunan dua RS itu terinspirasi dari RS Xiaotangshan yang dibangun pemerintah China untuk menghentikan wabah SARS pada awal 2000-an.

Wakil Premier China Sun Chunlan telah menginspeksi RS Huoshenshan pada hari Minggu kemarin waktu setempat. Ia meminta agar pemerintah pusat dan daerah bisa bekerja sama agar menang melawan Virus Corona.

"Dengan dukungan pemerintah dan rakyat, kita yakin akan memenangkan perang tanpa asap ini," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Wabah Virus Corona, Garuda Indonesia Setop Penerbangan dari dan ke China

Kini maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia tutup sementara rute penerbangan dari dan ke China guna mencegah penyebaran virus Corona yang menggegerkan seluruh dunia hingga ditetapkan darurat oleh WHO.

Hal tersebut dilakukan atas kebijakan pemerintah untuk menunda layanan penerbangan dari dan ke China yang resmi diberlakukan 5 Februari 2020 mendatang.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyatakan, penundaan sementara penerbangan ini merupakan bentuk perhatian serius Garuda Indonesia untuk turut mengantisipasi penyebaran virus Corona.

"Kebijakan tersebut juga merupakan tindak lanjut komitmen dan dukungan penuh Garuda Indonesia terhadap upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran virus Corona di Indonesia yang salah satunya dilakukan melalui penundaan sementara rute penerbangan dari dan menuju Tiongkok," ujarnya, mengutip keterangan resmi, Senin (3/2/2020). 

Adapun rute yang ditutup sementara ialah rute yang melewati Beijing, Shanghai, Guangzhou, Zhengzhou dan Xi’an. Sementara, penerbangan dari dan menuju Hongkong masih dilayani dengan pengawasan penuh bersama dengan otoritas terkait.

Garuda juga turut memberlakukan kebijakan yang fleksibel untuk melakukan reschedule dan reroute bagi calon penumpang yang telah memesan tiket dari dan ke China.

Informasi mekanisme refund, perubahan jadwal dan reroute rute penerbangan, penumpang bisa didapatkan melalui Call Center Garuda Indonesia di nomor 021-2351 9999 dan 08041807807. www.garuda-indonesia.com dan Twitter @GarudaCares.

3 dari 3 halaman

3 WNI Tak Bisa Dievakuasi dari Wuhan, Kemlu: Bukan Berarti Terpapar Virus Corona

Tiga warga negara Indonesia (WNI) tidak dapat dievakuasi dari Wuhan, China. Ketiganya tidak memenuhi persyaratan kesehatan untuk terbang dengan pesawat.

Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Judha Nugraha menegaskan, ketiganya hanya tidak lolos pemindaian kesehatan untuk terbang, "Bukan berarti terpapar Virus Corona." 

Melalui pernyataan tertulisnya, Minggu (2/2/2020), Kemlu RI menyatakan terus berkomunikasi dengan ketiga WNI serta berkoordinasi dengan pihak asrama universitas dan otoritas China, memastikan kondisi dan keperluan mereka.

"Kemlu RI juga telah menghubungi keluarga mereka masing-masing di Indonesia," tulis pernyataan tersebut.

Selain tiga WNI yang tidak dapat dievakuasi dengan alasan kesehatan itu, empat WNI lainnya memilih untuk tidak dievakuasi dan tetap tinggal di China dengan alasan keluarga.

Di luar tujuh orang tersebut, sebanyak 243 orang yang dievakuasi Tim Pemulangan Pemerintah Indonesia dari Wuhan telah tiba di Natuna, Kepulauan Riau, pada Minggu siang dan dinyatakan sehat.