Liputan6.com, Jakarta - Virus Corona yang penyebarannya semakin luas dan menimbulkan kekhawatiran membuat sejumlah negara melakukan evakuasi terhadap warga negaranya.Â
Advertisement
Proses evakuasi yang dinilai menjadi solusi ternyata tak sepenuhnya memberi penyelesaian. Pemerintah pun harus bertanggung jawab untuk kemudian melakukan tindakan lanjutan, agar mereka yang pulang dipastikan tidak membawa bibit-bibit Virus Corona.Â
Berikut adalah langkah-langkah yang telah dilakukan oleh sejumlah negara dalam melakukan karantina usai mengevakuasi warganya dari pusat wabah Virus Corona Wuhan, Liputan6.com kutip dari beragam sumber, Senin (3/2/2020):
1. Indonesia
Pemerintah Indonesia telah berhasil mengevakuasi WNI, kebanyakan merupakan mahasiswa, yang berada di Wuhan.Â
Dijemput oleh 42 relawan dari Tanah Air, para WNI berhasil tiba dengan selamat pada Minggu, 2 Februari 2020.Â
Pesawat Batik Air yang mengangkut para WNI, melakukan transit perjalanan di Batam selama kurang lebih satu jam dan kemudian pindah menggunakan pesawat TNI AU untuk melanjutkan perjalanan ke Pulau Natuna guna menjalani proses karantina.Â
Berbagai upaya pensterilan dilakukan oleh pemerintah selama proses evakuasi. Mulai dari disemprotkannya desinfektan ketika mereka berpindah pesawat hingga pakaian pelindung lengkap yang dikenakan oleh siapapun yang bertugas selama proses evakuasi berlangsung.
Keputusan pemerintah untuk mengarantina mereka di Pulau Natuna pun kemudian menuai protes dari masyarakat setempat. Warga menilai lokasi karantina terlalu dekat dengan pemukiman mereka dan khawatir akan menyebabkan penyebaran Virus Corona.Â
Â
Advertisement
2. Amerika Serikat
Pemerintah Amerika Serikat telah memberlakukan karantina federal selama dua minggu pada 195 orang yang dievakuasi pada Rabu 29 Januari dari Wuhan, China, ke pangkalan militer California, kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).Â
Tindakan tersebut berarti bahwa kelompok itu harus menetap di March Air Reserve Base di Riverside, California. Langkah ini dilakukan untuk memastikan bahwa mereka tidak terinfeksi oleh virus corona.
Waktu 14 hari dihitung sejak pesawat evakuasi meninggalkan Wuhan.
"Meskipun kami menyadari ini adalah tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya, kami menghadapi ancaman kesehatan yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Dr. Nancy Messonnier, direktur Pusat Imunisasi dan Penyakit Pernafasan Nasional, pada konferensi pers pada hari Jumat.
Perintah karantina federal di Amerika Serikat jarang terjadi; yang terakhir diberlakukan pada tahun 1960-an, tetapi sangat terbatas.
3. Korea Selatan
Pemerintah Korea Selatan telah mengatakan akan mengevakuasi kloter pertama, dari sekitar 700 warga dari provinsi Hubei dan melakukan karantina di daerah Jincheon, wilayah yang dihuni oleh 26.000 orang.
Fasilitas tempat karantina, biasanya digunakan sebagai pusat pelatihan untuk pegawai negeri. Penduduk Jincheon melakukan protes dengan memblokir jalan dan mendekati petugas kesehatan senior.
Kerumunan dengan sekitar 200 penduduk menyambar pakaian wakil menteri kesehatan Kim Kang-lip, menarik rambutnya dan melemparnya dengan botol air plastik. Sekitar 300 polisi anti huru hara menghadiri tempat kejadian di Jincheon, sekitar 70 km tenggara Seoul, dan Kim pun berhasil melarikan diri dari kerumunan.
Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in mendesak warga untuk tidak menyerah pada rasa takut setelah berlangsungnya protes atas rencana karantina.
Moon juga berusaha meyakinkan warga, dengan mengatakan bahwa pengungsi yang akan tiba pertama adalah mereka yang tidak memiliki gejala, dan mereka akan ditahan secara terpisah.
"Pemerintah akan mengambil langkah-langkah kedap udara untuk memastikan warga setempat tidak perlu khawatir," kata Moon.
"Senjata yang akan melindungi kita dari Virus Corona bukanlah rasa takut dan kebencian, tetapi kepercayaan dan kerja sama," katanya.
Ia juga mengutuk adanya "berita palsu" yang kemudian menimbulkan kecemasan yang berlebihan.
Korea Selatan sejauh ini melaporkan empat kasus Virus Corona yang telah dikonfirmasi, pertama pada 20 Januari dan terbaru pada Senin lalu.
Di sisi lain, terdapat sebuah petisi online yang mendesak pemerintah Korea Selatan untuk memberlakukan larangan total terhadap para pelancong Tiongkok dan kemudian telah menerima sekitar 600.000 tanda tangan dalam sepekan.
Advertisement
4. Australia
Australia telah mulai mengevakuasi warganya yang terjebak di Tiongkok karena wabah virus corona ke pusat penahanan imigrasi di pulau terpencil.
Pengungsi dari Wuhan sedang dalam perjalanan ke Christmas Island, di mana mereka akan menjalani karantina selama dua pekan.
Canberra mengatakan 243 warga negara dan penduduk tetap, termasuk 89 anak-anak, ikut serta dalam penerbangan tersebut. Penerbangan kedua juga dijadwalkan akan berangkat minggu ini.
"Kami telah memprioritaskan warga Australia yang rentan dan terisolasi," Menteri Luar Negeri Marise Payne mengatakan kepada wartawan di Canberra.
Maskapai penerbangan nasional, Qantas, mengoperasikan penerbangan sewaan dalam proses evakuasi ini.Â
Semua yang berada dalam pesawat akan mengenakan masker dan pakaian pelindung lainnya. Selain itu, interaksi yang dilakukan antara staf dan penumpang pun seminimal mungkin, kata kepala eksekutif Alan Joyce.
Penerbangan itu dijadwalkan tiba di pangkalan angkatan udara di Learmonth, Australia Barat pada Senin sore. Penumpang kemudian akan ditempatkan di penerbangan lain menuju Christmas Island.Â
Sebelumnya, para peserta evakuasi menyatakan keprihatinan tentang rencana itu. Bahkan, beberapa telah memilih untuk tetap tinggal di Wuhan. Ada lebih dari 600 warga Australia di kota yang terisolasi dan di sekitar Provinsi Hubei.
5. Jepang
Jepang tidak mengkarantina kedatangan warga negaranya yang datang dari Wuhan secara paksa. Pemerintah Jepang mengatakan mereka tidak memiliki dasar hukum untuk membatasi orang yang belum dites positif terkena Virus Corona.
Sebagai gantinya, mereka yang kembali diminta untuk tinggal di rumah sampai mereka dinyatakan negatif terkena virus.
Tetapi Kato mengungkapkan pada hari Kamis bahwa dua orang yang ikut serta dalam penerbangan pertama telah menolak untuk mengikuti tes.
"Tes ini tidak wajib dan kami memintanya secara sukarela," katanya kepada anggota parlemen.
"Kami tidak memiliki dasar hukum untuk memaksa mereka sehingga kami membiarkan mereka pulang."
Ada kritik keras yang kemudian muncul di internet, dengan satu pengguna Twitter menjuluki mereka yang kembali dan menolak ikut tes merupakan seorang "teroris".
Dilema kemudian muncul ketika tiga warga Jepang di antara lebih dari 200 orang dalam penerbangan evakuasi pertama dari China telah dites positif terhadap jenis Virus Corona.
Ketiga orang itu tiba di Jepang pada hari Rabu, pada penerbangan pertama yang mengevakuasi dari kota Wuhan, pusat penyebaran wabah mematikan.
Tiga orang yang dievakuasi, yang dinyatakan positif itu, meningkatkan jumlah kasus Virus Corona di Jepang sejauh ini menjadi 11, termasuk dua orang yang tampaknya telah tertular virus tanpa melakukan perjalanan ke China.
Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan kepada anggota parlemen bahwa ketiga orang yang baru kembali akan dirawat di fasilitas medis khusus.
Advertisement