Liputan6.com, Beijing - Jumlah kematian akibat Virus Corona di China tercatat meningkat menjadi 362 orang. Angka itu sudah mengalahkan korban tewas akibat SARS di awal 2000-an.
Kabar baiknya, jumlah pasien yang sembuh dari Virus Corona ternyata lebih banyak daripada yang meninggal.
Advertisement
Baca Juga
Berdasarkan peta Gis And Data, Senin petang (3/2/2020), pasien sembuh dari Virus Corona sudah menembus 500 orang. Mayoritas yang sembuh berasal dari Provinsi Hubei.
Jumlah korban meninggal akibat Virus Corona paling banyak juga ada di Hubei, yakni 350 dari total 362 korban. Jumlah tewas di provinsi lain umumnya sedikit, seperti provinsi Hebei yakni 1 orang.
Pasien yang sembuh justru tersebar di berbagai provinsi. Di Provinsi Zhejiang yang dekat dengan Shanghai ada 36 pasien sembuh, sementara di provinsi Guangdong ada 18 yang sudah turut pulih dari virus ini.
Pemerintah China juga telah menyelesaikan pembangunan RS Huoshenshan di Wuhan dengan kapasitas 1.000 kasur untuk pasien. Negeri Tirai Bambu itu yakin bisa mengalahkan Virus Corona.
Presiden China Xi Jinping juga berjanji akan mengalahkan virus yang ia sebut "iblis" ini.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Lawan Virus Corona, China Kebut Bikin Pabrik Masker dalam 7 Hari
Merebaknya Virus Corona dari Wuhan membuat kebutuhan masker di China meroket. Industri masker asal Indonesia pun sampai banjir pesanan dari Negeri Panda itu.Â
Perusahaan di Tiongkok bahkan turut mengebut mendirikan pabrik masker untuk memenuhi kebutuhan domestik. Hanya sekitar tujuh hari saja, pabrik masker berhasil diresmikan di China.Â
Dilansir CGTN, pabrik baru ini berlokasi di sebelah tenggara Beijing, atau tepatnya di Area Pengembangan Ekonomi-Teknologi (Economic and Technological Development Area) di Kota Yizhuang. Fungsi area tersebut mirip dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Indonesia, yakni untuk memicu pertumbuhan industri.
Pabrik masker itu mampu memproduksi hingga puluhan juta masker setiap bulannya. Pemiliknya adalah perusahaan alat medis Union Kangli asal Provinsi Henan.
Perusahaan mengaku memiliki peralatan untuk produksi masker tetapi tidak punya pabrik. Pada 26 Januari lalu, mereka pun menelepon area Pengembangan Ekonomi-Teknologi Yizhuang untuk mencari lahan seluas 1.000 meter persegi.Â
Pihak pemerintah lantas membantu mencarikan pabrik yang tak terpakai agar Union Kangli tak perlu membangun pabrik dari awal. Sebuah pabrik yang tak terpakai pun dipilih dan disulap menjadi pabrik masker.Â
Masalah perizinan juga dikebut dan tidak kurang dari 13 departemen pemerintah langsung bekerja sama mengurus masalah perizinan meski saat itu masih liburan Imlek.
Pada 31 Januari, semua izin berhasil dikantongi Union Kangli. Pabrik masker ini pun sudah mulai beroperasi pada Sabtu, 1 Februari lalu.
Advertisement