Liputan6.com, Jakarta - Virus Corona yang penyebarannya telah merebak, tak hanya di wilayah China tapi juga ke sejumlah negara membuat pemerintah Tiongkok melakukan tindakan cepat dan tanggap untuk mengatasinya.
Menurut data terbaru, hingga kini sudah ada 17.438 laporan kasus Virus Corona yang dikonfirmasi, 425 kasus kematian dan 632 kasus yang dinyatakan sembuh dan keluar rumah sakit.
Sedangkan untuk di wilayah selain China, telah ada 33 laporan kasus yang dikonfirmasi dari daerah Hongkong, Makao dan Taiwan. Untuk negara lainnya, ada 23 negara yang juga sudah mengonfirmasi adanya Virus Corona termasuk Jepang, Thailand, Singapura, Australia, Korea Selatan dan lainnya.
Advertisement
Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, Xiao Qian menyampaikan sejumlah langkah yang telah dilakukan pemerintah China sejauh ini, dalam upaya menangani Virus Corona yang mematikan itu.
Sejak pertama kali Virus Corona menyebar, Presiden Xi Jin Ping memimpin dan mengkoordinasikan langsung langkah serta upaya memerangi wabah tersebut. Pada tanggal 25 Januari tepat pada Hari Raya Tahun Baru Imlek, ia memimpin Rapat Anggota Tetap Politbiro Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok. Dalam pertemuan tersebut, telah diputuskan bahwa pemerintah akan mendirikan Leading Group untuk mengelola epidemi Virus Corona.
Langkah komprehensif yang dilakukan oleh pemerintah, termasuk mengirimkan tim pengarah ke Provinsi Hubei dan beberapa daerah yang relatif serius kondisinya.
Keputusan ini berarti sangat penting untuk mempersatukan kekuatan dari berbagai pihak sebagai langkah bersama agar dapat melakukan usaha pencegahan dan pengendalian wabah.
Atas perintah Presiden Xi Jinping, Perdana Menteri Li Keqiang juga telah bertolak ke Wuhan untuk meninjau dan memberikan arahan tentang upaya pencegahan dan pengendalian virus. Beliau bertemu dengan penyakit dan tenaga kesehatan yang ada di garda terdepan dalam melawan wabah.
"Yang pertama adalah yang paling komprehensif. Tiongkok telah membangun sistem pencegahan dan pengendalian multiarah dan multilevel dari pusat hingga daerah dengan fokus pada Kota Wuhan dan Provinsi Hubei," ujar Dubes Qian ketika melakukan konferensi pers kepada awak media di kediamannya pada Selasa (4/2/2020).
Saat ini, 31 munisipalitas (kabupaten) maupun daerah otonomi di Daratan Tiongkok telah mengaktifkan mekanisme respons tertinggi terhadap serangkaian darurat kesehatan masyarakat. Serangkaian langkah telah diambil pada tingkat pusat antara lain perpanjangan liburan Tahun Baru Imlek, pembatasan pergerakan orang, perkuatan pengendalian lalu lintas, alokasi sumber daya medis secara seragam, pengendalian kegiatan berskala besar, penerapan kebijakan subsidi kepada pasien.
Sedangkan pada tingkat lokal, pemerintah telah mengambil langkah-langkah seperti mengalihkan fokus pada komunitas, menetapkan dan mengimplementasikan tindakan pencegahan dan pengendalian bagi masyarakat.
Salah satu hal yang selalu ditekankan pemerintah juga adalah mencegah adanya perkumpulan massal, mengontrol kegiatan pertemuan publik, pemantauan dan deteksi wabah serta perlindungan keamanan diri pribadi dan lainnnya.
Selanjutnya adalah yang paling ilmiah. Dubes Xiao menyampaikan bahwa pemerintah telah melakukan penelusuran penyakit, mengorganisir para ahli untuk mengidentifikasi patogen dalam waktu singkat, menetapkan pedoman diagnosis dan pengobatan serta skema pemantauan darurat.
Tak hanya itu, lantaran Tiongkok dikenal sebagai tempat pengobatan tradisional yang diandalkan, maka otoritas kesehatan pun juga memperkuat perawatan medis dengan mengintegrasikan pengobatan tradisionai Tiongkok dan Barat.
Kelompok ilmiah Tiongkok terus mengintensifkan penelitian ilmiah dan membentuk kelompok ahli penelitian ilmiah nasional yang berfokus pada penelitian ilmiah dan teknologi dalam penelusuran virus, pemilihan obat, penceganan dan pengobatan obat Tiongkok, perawatan atas kasus parah, serta penelitian dan pengembangan vaksin.
"Yang keempat adalah yang paling transparan. Otoritas kesehatan memberi pengumuman dan penjelasan secara baik," tambah Dubes Xiao.
Ia menjelaskan secara teknis, setiap harinya sebelum jam 8 pagi, Komisi Kesehatan Nasional secara seragam mengumumkan data wabah pada hari sebelumnya, situasi wabah, langkah-langkah pencegahan dan pengendalian. Mereka juga secara ilmiah mempublikasikan pengetahuan pencegahan wabah, mengumumkan daftar rumah sakit dan klinik yang ditunjuk untuk pasien yang terinfeksi di tingkat kabupaten.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kerjasama dengan Pihak Internasional
Dubes Xiao mengatakan bahwa Tiongkok selama ini telah melakukan kerjasama dengan pihak internasional, terutama WHO.
Sekjen WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus yang telah mengunjungi Wuhan dan telah melaakukan pertukaran pendapat dengan pihak Tiongkok mengenai pencegahan dan pengendalian wabah.
State Councilor dan Menlu Wang Yi juga terus melakukan komunikasi intensif dengan negara-negara bersangkutan.
“Pihak Tiongkok juga memberi layanan dan jaminan kepada WNA yang ada di Tiongkok. Kami sangat mementingkan dan menjamin keamanan serta keselamatan mereka,” ujar Xiao.
Ia kemudian menambahkan lagi bahwa upaya yang telah dilakukan Tiongkok mendapat apresiasi dar WHO dan beberapa pemimpin negara seperti PM Australia Morrison, Presiden Korsel Moon Jae-in dan para Menlu dari Inggris, Prancis dan Jepang.
Advertisement
Komunikasi Intensif dengan Indonesia
Pemerintah Tiongkok pun juga terus melakukan komunikasi dengan pemerintah Indonesia.
"Saya bertemu. Dengam Menlu Retno, Wakil Ketua MPR Hassan dan Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Desra, untuk menukar pandangan secara mendalam mengenai penceggahan dan pengendalian wabah ini," kata Xiao.
Jaringan komunikasi kuat juga terus dibangun antara piihak Kedubes Tiongkok di Jakarta dengan Kemlu serta Kemenkes.
Sejauh ini, pemerintah sudah ikut serta dan membantu pemerintah Tiongkok dalam menghadapi wabah corona. Diangkut bersama dalam pesawat penjemput WNI, pemerintah Indonesia mengirimkan sejumlah peralatan kesehatan bagi pemerintah Tiongkok.
Sebaliknya, pemerintah Tiongkok pun juga ikut memberi fasilitas dalam proses evakuasi WNI dari provinsi Hubei beberapa waktu lalu.
Kerja sama ini merupakan suatu bentuk hubungan diplomatik dan persahabatan antar kedua pemerintah. Selain itu, juga menjadi bukti bahwa kedua negara selalu bahu-membahu dalam menghadapi dan mengatasi kesulitan bersama.