Liputan6.com, Jakarta - Tahun ini Indonesia sepertinya bakal kedatangan banyak tamu dari luar negeri. Presiden Rusia Vladimir Putin direncanakan akan datang ke Indonesia tahun ini, Vatikan juga telah menerima undangan agar Paus Fransiskus datang ke Tanah Air.Â
Terbaru, Presiden Iran Hassan Rouhani dikabarkan akan kembali datang ke Indonesia tahun ini. Pihak Iran mengaku tinggal menunggu kepastian dari pihak Indonesia. Kabar ini disampaikan Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia, Mohammad Azad.
Advertisement
Baca Juga
"Presiden saya akan datang ke sini, jadi apabila sudah ada kesiapan dari pihak Indonesia, presiden saya akan datang," ujar Azad pada Selasa malam (4/2/2020).Â
Ia berharap jadwal kedatangan Presiden Rouhani ke Indonesia akan berlangsung tahun ini dalam rangka merayakan 70 tahun hubungan bilateral antara Iran dan Indonesia.
Sebelumnya, Presiden Rouhani pernah ke Indonesia pada 2015 lalu. Presiden Jokowi juga telah berkunjung ke Iran pada 2016.Â
Presiden Joko Widodo sedang berfokus pada ekonomi dalam hubungan luar negeri. Dubes Azad berkata nilai perdagangan antara Indonesia dan Iran sudah melampaui USD 1 miliar.Â
Interaksi ekonomi antara Iran dan Indonesia juga terus berlanjut dengan pengiriman delegasi dari kalangan pengusaha. Dubes Iran mengapresiasi komitmen untuk saling berinteraksi tersebut.
Pihak Iran menyebut membutuhkan minyak sawit dan sebaliknya mereka dapat menyediakan migas. Dubes Azad mendukung adanya kerja sama gotong royong antar kedua negara.Â
"Contohnya kalian memiliki banyak minyak sawit, kami ingin minyak sawit dari Indonesia," ujarnya. "Dan kalian ingin punya minyak dan gas dan beberapa hal lain, jadi kami siap bekerja sama. Kami menawarkan proyek-proyek besar," lanjut Dubes Azad.Â
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
70 Tahun Serasa Berabad-abad
Dubes Azad berkata hubungan Indonesia-Iran secara resmi memang berusia 70 tahun, tetapi ia menyebut interaksi antara masyarakat kedua belah pihak telah berlangsung selama berabad-abad.Â
Hubungan itu tercipta dari jalur ekonomi. Banyak pedagang Iran yang berbisnis di Indonesia sejak berabad-abad silam.Â
"Hubungan yang sangat bersejarah sejak berabad-abad yang lalu yaitu ketika para saudagar dan pedagang dari Persia mendatangi timur dan Asia Pasifik. Mereka membawa bebragai komoditas dan melakukan migrasi seni dan kemasyarakatan," kata Dubes Azad.Â
Lekatnya hubungan Indonesia dan Iran juga terlihat dari sisi bahasa. Dubes Azad berkata ada sejumlah kosakata Indonesia yang memiliki akar dari Bahasa Persia, beberapa yang ia contohkan adalah nakhoda, istana, syahbandar, dan anggur.
Dubes Azad juga meminta agar Indonesia tidak terpengaruh dengan fenomena yang ia sebut sebagai Iranfobia. Ia mencontohkan isu nuklir dan Iran dituduh akan menggunakannya untuk hal negatif.
Menurut Dubes Azad aa ada negara-negara adidaya tak suka dengan kapabilitas Iran yang sudah bisa mengembangkan nuklir.Â
"Tentu ini tak diinginkan negara-negara adidaya," ujarnya.
Advertisement