Sukses

Daniel Arap Moi, Eks Presiden Terlama Kenya Meninggal di Usia 95

Daniel Arap Moi, mantan Presiden Kenya terlama meninggal dunia pada usia ke-95.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Presiden Kenya Daniel Arap Moi, yang memerintah negara itu selama 24 tahun, telah meninggal dunia di usia 95 tahun. Pernyataan tersebut diumumkan oleh Presiden Uhuru Kenyatta pada Selasa 4 Februari.

"Dengan sangat sedih saya mengumumkan kematian seorang lelaki hebat dari negara Afrika," kata Kenyatta dalam sebuah pernyataan.

Dilansir dari CNN, Rabu (5/2/2020), dia memerintahkan masa berkabung nasional dan juga untuk mengibarkan bendera setengah tiang.

Moi menghembuskan nafas terakhirnya di sebuah rumah sakit pada Selasa dini hari dan dikelilingi oleh keluarganya, kata Kenyatta.Dia dirawat di rumah sakit pada bulan Oktober karena masalah pernapasan tetapi kemudian sudah dipulangkan setelah beberapa minggu.

2 dari 4 halaman

Kepemimpinan Otokratis

Moi lahir pada 2 September 1924 di Kabupaten Baringo. Ia menjadi presiden kedua Kenya sejak kemerdekaan dan mulai memerintah dari 1978 hingga 2002.

Pemahaman kekuasaannya yang cerdik membuatnya dijuluki "Profesor Politik" di antara warga Kenya.

Kekuasaannya selama 24 tahun meliputi pemerintahan satu partai melalui Uni Nasional Afrika Kenya, partai yang dikuasainya, dan juga pengenalan kembali demokrasi dan politik multi-partai, yang memuncak dalam kemenangannya dalam pemilihan Presiden 1992.

Dididik di sekolah-sekolah misionaris dan pemerintah, Moi menjadi seorang guru ketika Kenya sedang memperjuangkan kemerdekaan dari pemerintahan Inggris.

Dia menjadi Menteri Dalam Negeri dan Presiden Jomo Kenyatta kemudian mengangkatnya menjadi Wakil Presiden pada tahun 1967.

Moi menjadi pemimpin Kenya setelah kematian Jomo Kenyatta pada tahun 1978. Ia membawa era pemerintahan otokratis dan kadang-kadang diktator yang membuat Moi dan keluarganya sangat kaya.

Setelah dia mengundurkan diri, New York Times melaporkan bahwa telah ditemukan lebih dari $1 miliar uang publik disimpan dalam rekeningnya di luar negeri.

3 dari 4 halaman

Meredam Pemberontakan

Empat tahun setelah Moi berkuasa, beberapa anggota Angkatan Udara berusaha melakukan kudeta, namun berhasil ditumpas oleh Moi dengan kejam.

Setelah upaya itu, pemerintahan Moi menjadi lebih keras kepala - ia memberhentikan lawan politik dan mengurangi pengaruh sekutu pendahulunya di kabinetnya.

Dia kemudian mengubah konstitusi, menjadikan partai KANU satu-satunya entitas politik yang diizinkan secara hukum dan memicu kemarahan banyak warga Kenya yang menginginkan demokrasi.

Tekanan dari para pendukung Barat memaksa Moi kembali ke jalur demokrasi pada tahun 1990 dan dia dipaksa untuk mengizinkan partai-partai oposisi untuk ikut serta dalam pemungutan suara sebelum pemilihan umum 1992 - pemilihan multi-partai pertama Kenya - yang dimenangkan Moi, meskipun ada dugaan kecurangan pemilihan olehnya.

4 dari 4 halaman

Pengaruh Besar

Sebagai seorang negarawan, Moi memiliki pengaruh besar dalam membangun negara-negara Afrika Timur seperti Uganda dan Tanzania menjadi blok perdagangan yang koheren.

Pada 14 Maret 1996, upaya kerja sama penuh Afrika Timur dimulai dan pada Juli 1999.

Dia juga mendukung aksi anti-apartheid di Afrika selatan, mengirim tentara Kenya ke Zimbabwe pra-kemerdekaan sebagai penjaga perdamaian selama gencatan senjata di sana pada 1979.

Sementara ia adalah Ketua Organisasi Persatuan Afrika, Moi terlibat dalam upaya  perdamaian di Chad.

Di Sudan, Moi memimpin pembicaraan yang mengarah ke referendum yang mengakhiri perang tiga dekade di Sudan Selatan dan penciptaan negara baru pada Juli 2011.

Selama 24 tahun memimpin pemerintahan Kenya, Moi memiliki dampak besar dalam membentuk politik dan struktur pemerintahan Kenya.

Presiden berikutnya, Mwai Kibaki dan Uhuru Kenyatta, dapat dikatakan telah ditunjuk oleh negarawan senior.

Dia menunjuk Kibaki sebagai Wakil Presiden dan membuka jalan baginya untuk kemudian memimpin Kenya. Dia kemudian memilih Kenyatta yang masih relatif baru dan mendorongnya ke garis depan politik Kenya.

Sebagai mantan guru, warisan Moi juga mencakup penyebaran pendidikan yang luas. Selama era Moi, sektor universitas tumbuh dimulai dengan pembukaan universitas kedua Kenya di Eldoret, sebuah kota di utara.

Universitas lain kemudian mengikuti, termasuk lembaga pendidikan swasta yang dijalankan oleh Methodis. Saat ini sudah terdapat lebih dari 60 universitas dan perguruan tinggi negeri di Kenya.Â