Sukses

Demi Masker Cegah Virus Corona, Ribuan Warga Hong Kong Rela Antre hingga 30 Jam

Di tengah cuaca dingin, warga Hong Kong rela mengantre untuk membeli masker karena wabah Virus Corona yang kian meluas.

Liputan6.com, Hong Kong - Ribuan warga Hong Kong nekat berkemah pada Rabu 5 Februari 2020 malam dalam cuaca dingin, setelah sebuah perusahaan mengatakan akan melepaskan 6.000 kotak masker bedah untuk dijual. Di mana tengah terjadi krisis masker di seluruh kota yang disebabkan oleh wabah Virus Corona.

Luck Well International Holdings di Teluk Kowloon mendesak orang untuk berhenti bergabung dalam antrean pada pukul 01.30 pagi pada Rabu 5 Februari 2020, tetapi dalam beberapa jam kerumunan orang yang putus asa jumlahnya membludak mencapai 10.000.

Perusahaan itu mengatakan akan menjual seluruh stok 11.000 kotak, masing-masing berisi 50 masker pada hari Rabu, setelah mengabaikan rencananya untuk menjualnya selama dua hari.

"Tolong berhentilah menantang cuaca dingin dan (berhentilah) mengantre ... Harap berhati-hati!" bunyi posting Facebook dari perusahaan itu pada Rabu dini hari seperti dikutip dari South China Morning Post, Kamis (6/2/2020).

Hong Kong dilanda kelangkaan masker dan produk-produk kesehatan lainnya karena semakin banyaknya infeksi Virus Corona baru di kota itu.

Tiga orang didiagnosis positif Virus Corona pada Selasa malam di Hong Kong, sehingga total kota menjadi 18 kasus. Pasien baru tidak melakukan perjalanan ke daratan China dalam 14 hari sebelum jatuh sakit.

Kota itu mencatat kematian Virus Corona pertamanya pada Selasa 4 Februari. Korban adalah seorang pria berusia 39 tahun dari Hung Hom. Penularan, yang berasal dari Wuhan, juga telah menewaskan 490 orang di daratan China, dan menginfeksi lebih dari 23.800 orang di seluruh dunia.

Masker awalnya mulai dijual kepada 3.000 pelanggan di Pusat Industri Tonic di Teluk Kowloon, yang dapat membeli masing-masing maksimal dua kotak pada siang hari Rabu.

Perusahaan memutuskan untuk meletakkan 5.000 kotak lagi di rak pada hari Rabu, setelah awalnya mengalokasikan mereka untuk dijual pada hari Kamis.

Jerry Law, manajer proyek di Luck Well International Holdings, mengatakan memalukan bahwa warga Hong Kong harus mengantre begitu lama untuk mendapatkan pasokan kesehatan dasar.

"Kami merasa sedih bahwa orang harus mengantre sekitar 20 atau 30 jam untuk masker," katanya.

"Bukannya warga Hong Kong tidak mampu membeli masker, tapi kami kehabisan metode untuk mendapatkannya. Kita tidak bisa mengandalkan orang lain selain diri kita sendiri, jadi kita berharap orang lain dan bisnis dapat melakukan bagian mereka."

Setiap kotak berisi 50 masker dijual seharga HK$ 80 atau sekitar Rp 141 ribu dan dipasok dari Dubai. Perusahaan mengatakan tidak memiliki sertifikasi formal dari standar kesehatan produk karena tak ada waktu melakukannya.

"Pabrikan memberi tahu kami bahwa itu adalah masker bedah," kata Law. "Terus terang, pelanggan dapat memilih untuk membeli atau tidak, tetapi apa yang kami lakukan hanya berdasarkan kesadaran kami."

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

2 dari 3 halaman

Kesal hingga Marah

Antrean pertama di Tonic Industrial Center di Lam Hing Street, tempat perusahaan itu berada, telah tiba pukul 15.00 sore pada hari Selasa.

Pada malam harinya, ada lebih dari 1.000 orang dalam antrean. Kerumunan yang menunggu kemudian meluas ke Kai Cheung Road dan Wai Yip Street, sebelum meningkat menjadi setidaknya 10.000 pada Rabu pukul 09.30 pagi.

Lebih dari 8.300 orang masih berharap dilayani pukul 12.30, dengan antrean membentang sekitar 4 km.

Pada hari Rabu pagi, puluhan orang juga mengantre di luar dua toko Mannings di Jaffe Road dan Lockhart Road di Causeway Bay, setelah perusahaan mengisi kembali persediaan maskernya.

Shelley Li, seorang wanita berusia 30 tahun yang bekerja di industri kosmetik, mulai mengantre pada Selasa pukul 18.00 sore dan menemukan sudah ada 200 orang di depannya. "Saya mendapat berita dan segera mengantre semalam," katanya pada hari Rabu sekitar pukul 11.00.

Dia adalah di antara banyak orang mengantre yang marah pada penanganan wabah pemerintah, menuduhnya gagal memastikan pasokan masker yang cukup.

“Bahkan pemerintah daratan melakukan lebih baik dari pada pemerintah Hong Kong. Setidaknya China daratan akan mengharuskan semua orang untuk memakai masker, tetapi kepala eksekutif kami mengatakan beberapa pejabat tidak harus mengenakannya," kata Li.

 

3 dari 3 halaman

Bantuan Masker hingga Rekayasa Transportasi

Annie Wong, berusia 50-an, bergabung dalam barisan oleh dua saudara perempuan dan tiga keponakannya pada hari Selasa pukul 19.00 untuk membeli 12 bungkus berisi 600 masker untuk tiga keluarga.

"Pemerintah harus menutup perbatasan, setidaknya kita akan merasa lebih nyaman," kata Annie.

Di tempat lain di kota itu, Asosiasi Lady Horse Lovers Hong Kong, sekelompok pemilik kuda pacuan dan penggemar balap kuda, berjanji untuk memberikan hingga 100.000 masker kepada orang tua di tempat olahraga di Kwun Tong.

Mereka membagikan 3.400 tiket pada hari Rabu, dan setiap pemegang tiket akan mendapatkan 15 masker gratis, total 51.000 masker. Asosiasi mengatakan di Facebook bahwa 400 orang lanjut usia mengantre pukul 06.30 pagi, dan semua tiket antrean dibagikan sebelum pukul 10.00.

Rekayasa Transportasi

Sementara itu, MTR Corporation mengumumkan pada hari Rabu pagi bahwa stasiun kereta api Lo Wu dan Lok Ma Chau, dekat perbatasan, akan ditutup. Layanan kereta akan berjalan seperti biasa antara Hung Hom dan Sheung Shui.

Pos pemeriksaan Lo Wu dan Lok Ma Chau, serta Terminal Feri Hong Kong-Makau, ditutup pada hari Selasa ketika Hong Kong mencoba menahan penyebaran Virus Corona yang mematikan.

Semua pos pemeriksaan kota - kecuali Jembatan Hong Kong-Zhuhai-Macau, persimpangan Teluk Shenzhen, dan bandara internasional - sekarang ditutup.

Dalam perkembangan terpisah, hampir selusin orang di kapal pesiar di pelabuhan Jepang di Yokohama telah dinyatakan positif mengidap Virus Corona, TV Asahi melaporkan pada hari Rabu, mengutip kementerian kesehatan setempat.

Sekitar 10 orang dinyatakan positif dalam screening, jaringan berita itu melaporkan.

Proses screening kesehatan dimulai pada hari Selasa untuk sekitar 3.700 penumpang dan awak kapal di Princess Diamond, setelah seorang penumpang Hong Kong berusia 80 tahun yang berlayar dengan kapal itu dari Yokohama ke Hong Kong bulan lalu dinyatakan positif terkena Virus Corona baru.