Liputan6.com, Jakarta Naiknya Perdana Menteri Mohammed Allawi ke kursi kekuasaan tidak bisa meredam gejolak politik di Irak. Aksi unjuk rasa terus berlangsung dan delapan demonstran tewas ditembak.Â
Pejabat medis dan aktivis di Irak mengatakan sedikitnya delapan demonstran anti-pemerintah ditembak mati dan 52 cedera ketika terjadi bentrokan dengan pengikut ulama Shiah radikal di Irak selatan pada Rabu 5Â Februari, dilansir VOA, Kamis (6/2/2020).
Advertisement
Baca Juga
Kekerasan itu muncul di tengah munculnya perpecahan baru di antara para demonstran dan pendukung ulama Shiah Muqtada al-Sadr, yang sebelumnya mendukung pembrontakan sipil di Irak itu. Namun dia kemudian berpihak ke pihak penguasa setelah elit politik memilih Mohammed Allawi sebagai perdana menteri, seorang kandidat yang didukungnya.
Sejak itu al-Sadr melontarkan seruan membingungkan kepada pengikutnya, dan minta mereka kembali turun ke jalan beberapa hari setelah menarik dukungan untuk protes.
Perintah yang saling bertentangan ini telah memperparah ketegangan antara demonstan anti-pemerintah dan pengikut al-Sadr, dan beberapa aktivis mengatakan, pengikut al-Sadr mengancam mereka untuk patuh kepada ulama itu atau meninggalkan tempat protes.
Bentrokan terjadi di antara pemrotes dan pengikut al-Sadr di kota suci Najaf, Irak selatan.
Menurut aktivis, pendukung al-Sadr menyerang sebuah tempat protes duduk dan membakar kemah pedemo. Demonstran Irak berusaha mencegah mereka masuk, menggunakan tongkat, dan cedera ketika tembakan dilancarkan.
Kata dua pejabat rumah sakit dan seorang petugas kamar jenazah, delapan demonstran tewas oleh tembakan, dan 52 lainnya cedera.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mohammed Allawi Terpilih Jadi PM Baru Irak
Irak telah menunjuk perdana menteri baru setelah melewati masa demonstrasi dan protes selama kurang lebih empat bulan.
Dikutip dari BBC, Mohammed Tawfiq Allawi, mantan menteri komunikasi, telah diangkat Presiden Irak Barham Salih sebagai Perdana Menteri.
Pendahulunya Adel Abdul Mahdi mengundurkan diri pada November, di tengah demonstrasi massa anti-pemerintah yang mana telah membuat ratusan pengunjuk rasa tewas.
Allawi sekarang memiliki waktu satu bulan untuk membentuk pemerintahan baru, yang akan dipimpinnya hingga pemilihan awal. Dia segera menyatakan dukungan untuk protes.
Awal pekan ini, media lokal melaporkan bahwa Presiden Saleh telah memberi sebuah ultimatum kepada parlemen untuk memutuskan perdana menteri baru sebelum ia mengambil keputusan sendiri, setelah para kandidat sebelumnya ditolak oleh para pemrotes.
Advertisement