Sukses

WHO Selidiki Dugaan Konferensi di Singapura Tularkan Virus Corona

Konferensi bisnis di Singapura menjadi tempat penularan Virus Corona.

Liputan6.com, Singapura - Sebuah konferensi yang diadakan di Hotel Grand Hyatt Singapura pada Januari lalu malah berakhir dengan penyebaran Virus Corona. Diduga ada peserta konferensi yang mengidap Virus Corona dan menular.

Kementerian Kesehatan Singapura menyebut ada 109 peserta konferensi bisnis tersebut. Ada 94 peserta yang berasal dari luar negeri, dan salah satunya adalah orang Wuhan.

Dilaporkan Channel News Asia, Kamis (6/2/2020), empat dari 15 warga Singapura yang hadir di konferensi itu menunjukkan gejala terkena Virus Corona dan sudah diperiksa.

Seorang warga Malaysia berusia 42 tahun yang ikut konferensi itu dinyatakan positif terkena Virus Corona pada 3 Februari lalu.

Dua warga Korea Selatan berusia 38 tahun dan 36 tahun yang ikut hadir di konferensi bisnis itu juga terinfeksi Virus Corona.

Alhasil, WHO sampai ikut turun tangan untuk memantau kasus ini.

"WHO berkoordinasi dengan menteri-menteri kesehatan yang relevan terkait kasus ini," ujar Olivia Lawe-Davies.

Otoritas Singapura tidak mau mengungkap perusahaan mana yang mengadakan konferensi bisnis di Grand Hyatt. Sementara, pihak hotel mengaku sudah melakukan bersih-bersih.

Kasus Virus Corona di Singapura sudah mencapai 28 orang, sementara kasus Malaysia telah genap 12 pasien, dan Korea Selatan memiliki 23 kasus.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 4 halaman

Upaya Singapura Melawan Virus Corona

Sebanyak 28 orang di Singapura dinyatakan positif terjangkit Virus Corona. Untuk mencegah bertambahnya korban, pembersihan daerah dengan lalu lintas yang padat akan ditingkatkan.

Hal itu diungkapkan Menteri Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air Masagos Zulkifli pada Rabu, 5 Februari, sehari setelah Singapura melaporkan empat kasus pertama dari penularan Virus Corona lokal. 

Dilansir Channel News Asia, setelah mengamati pembersih disinfektan dan membersihkan satu blok di Tampines, Masagos mengatakan bahwa semua dewan kota telah "diperintahkan" untuk lebih sering membersihkan daerah yang memiliki lalu lintas padat.

"NEA (Badan Lingkungan Nasional) telah memanggil para pengawas untuk mengingatkan mereka tentang cara pembersihan yang tepat, jenis solusi yang harus mereka gunakan, dan jenis konsentrasi yang harus mereka masukkan dalam larutan pembersih mereka," kata Masagos.

Dia menambahkan, dewan kota akan terus meningkatkan pembersihan sampai Departemen Kesehatan memberikan pernyataan jelas bahwa tidak ada penyebaran komunitas virus di Singapura.

Namun, pembersihan ini tidak hanya dilakukan di daerah lalu lintas saja. Pembersihan juga dilakukan di sejumlah tempat umum, yakni: 

3 dari 4 halaman

1. Pagar, Lift, dan Taman Bermain

Dilansir The Straits Times, Masagos memeriksa pekerja yang membersihkan tempat umum dan mengatakan bahwa mereka akan melakukan pembersihan pagar di perumahan dengan disinfektan.

Sebelumnya, area ini hanya dibersihkan sekali sehari, serta hanya dengan sabun dan air.

Pembersih di perumahan juga telah dibuat dengan memakai sarung tangan dan pekerja disuruh membersihkan tangan mereka setelah menyelesaikan pekerjaan pembersihan mereka.

Madam Sally Lim, yang mengawasi sekitar 50 petugas kebersihan yang bertugas membersihkan 138 blok HDB di Tampines West, mengatakan warga merasa lebih nyaman dengan langkah-langkah tinggi di tempat.

“Mereka lebih terjamin ketika melihat kita membersihkan. Lagipula, daerah ini memiliki banyak anak dan orang tua,” kata Madam Lim, 60.

Seorang pensiunan Simon Zhao (72) yang telah tinggal di Tampines selama lebih dari 20 tahun, mengatakan: “Terutama bagi kami yang lebih tua, kesehatan kami tidak begitu baik, jadi kami merasa lebih aman dengan ini.”

4 dari 4 halaman

2. Chinatown

Menteri Tenaga Kerja Josephine Teo dan Sekretaris Jenderal NTUC, Ng Chee Meng, mengunjungi Chinatown untuk mengetahui bagaimana bisnis yang ada di sana, dan untuk mengamati praktik pembersihan yang meningkat di toko suvenir.

Karyawan di toko sekarang membersihkan permukaan lebih sering daripada yang biasa dilakukan. Sanitiser tangan juga tersedia untuk mereka. Berbicara kepada wartawan di toko, Teo mengatakan bahwa pemerintah memahami bahwa orang-orang, terutama mereka yang bekerja di kawasan tersebut, mungkin khawatir.

Namun, dia meyakinkan bahwa ada langkah-langkah perlindungan yang dapat diambil oleh pengusaha dan karyawan.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah meningkatkan kebersihan, katanya. "Ada, misalnya, meja yang mungkin menjadi bagian dari interaksi manusia dan kami ingin memastikan bahwa penjaga toko membantu menjaga tempat itu tetap bersih," katanya.

Dia menambahkan bahwa itu meluas ke semua tempat kerja yang memiliki "kontak manusia yang tinggi". "Pengusaha juga dapat berperan untuk membantu karyawan mereka mengetahui apa yang harus dilakukan ketika pelanggan masuk dengan gejala seperti batuk atau bersin," katanya.

Meng mendesak tempat kerja untuk menggunakan tisu berbasis alkohol untuk membersihkan permukaan.