Liputan6.com, Hong Kong - Para peneliti dari sebuah universitas Hong Kong menemukan alat pendeteksi portabel yang cepat untuk Virus Corona baru. Alat itu mengurangi seluruh prosedur dari pengambilan sampel hingga pengujian menjadi hanya 40 menit.
Dengan teknologi cip mikrofluida terbaru, seperti dikutip dari Xinhua News, Jumat (7/2/2020), perangkat tersebut memanaskan sampel pengujian hingga 30 derajat Celsius per detik, meningkat secara signifikan dari yang saat ini empat hingga lima derajat Celsius per detik, menurut siaran pers yang diedarkan dari Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Hong Kong pada Kamis 6 Februari.
Baca Juga
Kecepatan perubahan suhu adalah kunci yang menentukan efisiensi pendeteksian, semakin cepat suhu naik, semakin cepat suatu perangkat mendapatkan hasil tes, kata para peneliti.
Advertisement
Penemuan alat pendeteksi cepat Virus Corona baru ini dilakukan bersama oleh tim peneliti dari Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Hong Kong yang dipimpin oleh Profesor Wen Weijia dan perusahaan rintisan (startup) bioteknologi yang berbasis di Shenzhen, yang didirikan bersama oleh Wen dan rekan sesama lulusan doktoral Gao Yibo.
Para peneliti tersebut membuat peralatan pengujian dalam waktu sepekan setelah mendapatkan urutancoronavirusbaru pada 20 Januari.
Satu set peralatan itu telah digunakan oleh pusat pengendalian dan pencegahan penyakit di Shenzhen dan Guangzhou, Provinsi Guangdong, China Selatan, dan dua set lainnya sedang dikirim ke pusat Provinsi Hubei, China tengah.
Penemuan ini telah memperoleh sertifikasi CE internasional (standar UE).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pengunggah Video Palsu Soal Pasien Virus Corona Wuhan Dibekuk
Sementara itu, polisi Iran pada Kamis 6 Februari 2020 mengatakan mereka menangkap satu orang yang diduga memposting video online palsu terkait pasien Virus Corona Wuhan. Dalam video tersebut, ditunjukkan proses rawat inap seorang pasien yang terkontaminasi penyakit yang tengah jadi sorotan tersebut.
"Pengunggahan video klip palsu ini, yang dibagikan secara luas (di jejaring sosial) telah memicu kekhawatiran di kalangan penduduk," kata polisi dalam sebuah pernyataan di situs web mereka seperti dikutip dari AlAraby.co.uk, Jumat (7/2/2020).
Menurut polisi, tersangka dalam videonya menyebutkan "bahwa seseorang yang terkontaminasi oleh Virus Corona dirawat di rumah sakit di Kurdistan"Â bagian barat Iran.
"Temuan awal menunjukkan tersangka membuat video untuk tujuan hiburan", kata polisi.
Wabah Virus Corona baru, yang dimulai pada akhir Desember, telah menewaskan hingga 638 orang, menginfeksi sekitar 31.472 orang dan menyebar ke lebih dari 20 negara.
Pada Rabu 5 Februari, Menteri Kesehatan Said Namaki mengatakan di Twitter bahwa 57 mahasiswa Iran telah pulang dari kota industri China, Wuhan, tempat virus tersebut pertama kali muncul, dan semuanya "dalam keadaan sehat".
Kantor Berita Rokna Iran melaporkan bahwa 59 warga Irak, 24 warga Suriah, dan satu warga negara Lebanon juga dalam penerbangan itu. Warga negara Irak itu kemudian dipulangkan ke Baghdad.
Seorang pejabat kementerian, yang dikutip oleh kantor berita resmi IRNA, mengatakan bahwa para mahasiswa Iran telah dikarantina selama dua pekan.
Advertisement