Sukses

Langkah Italia Bendung Sentimen Anti-China Saat Darurat Wabah Virus Corona Wuhan

PM Italia Giuseppe Conte mengambil sejumlah tindakan, guna mengatasi perlakuan diskriminasi terhadap warga China di Italia di tengah merebaknya epidemi Virus Corona baru.

Liputan6.com, Roma - Presiden Italia Sergio Mattarella dan Perdana Menteri (PM) Italia Giuseppe Conte pada Kamis 6 Februari 2020 mengambil sejumlah tindakan, untuk mengatasi perlakuan diskriminasi terhadap warga China di Italia di tengah merebaknya epidemi Virus Corona baru.

Mattarella melakukan kunjungan mendadak ke sebuah sekolah di kawasan Esquilino yang berlokasi di pusat kota Roma, yang memiliki populasi imigran yang besar.

Presiden Mattarella berjabat tangan dengan para siswa yang berasal dari berbagai kelas dan kelompok umur, yang memberinya sejumlah hadiah dan menyanyikan lagu kebangsaan Italia, seperti yang ditunjukkan oleh sebuah video yang diunggah ke laman situs resmi Quirinal Palace, kediaman kepresidenan Italia.

"Persahabatan dan perdamaian merupakan hal yang esensial," kata Mattarella seperti dikutip dari Xinhua News, Sabtu (8/2/2020).

Saksikan Juga Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Mengkritik

Di hari yang sama, PM Conte mengomentari sejumlah kasus perundungan terbaru terhadap warga China di Italia, sembari mengutuk praktik yang "menyerang orang terlemah, entah itu seorang pria, wanita, difabel, lansia, atau warga China."

"Meski informasi yang benar membuat kita menyatakan kondisi (darurat), namun sangatlah bodoh untuk bereaksi seperti ini, karena tidak ada risiko (tertular coronavirus) yang berhubungan dengan komponen etnis," tutur Conte.

Ada beberapa pemberitaan media terkait perlakuan diskriminasi terhadap warga China di Italia sejak wabah coronavirus dipublikasikan bulan lalu, saat pemerintah Italia menghentikan lalu lintas udara ke dan dari China, serta memberlakukan keadaan darurat kesehatan nasional.

Baru-baru ini, Federasi Perusahaan Publik Italia (Italian Federation of Public Establishments) melaporkan bahwa "berita penyebaran coronavirus tersebut menyebabkan kesulitan besar bagi para pengusaha restoran China di Italia. Sekitar 5.000 restoran China (di seluruh Italia) kehilangan 70 persen dari omzet mereka, atau merugi hampir dua juta euro (1 euro = Rp15.029) per hari.