Liputan6.com, Afrika Barat - Siapa yang pernah menduga bahwa matematika dan busana bisa bekerja menjadi sebuah kesatuan? Hal ini dibuktikan Diarra Bousso Gueye, yang digambarkan sebagai "Creative Mathematican" oleh orang-orang di sekitarnya.
Diarra Bousso Gueye yang juga berprofesi sebagai guru matematika, saat itu sedang melakukan penilaian pada satu set kertas aljabar hingga kemudian mendapatkan ide dari situ.
Setelah itu, brand miliknya "Diarrablu" mulai menggunakan konsep matematika seperti transformasi geometris dan transformasi kuadrat untuk membuat banyak cetakan dalam warna-warna berani. Demikian seperti yang dilansir dari CNN, Minggu (9/2/2020).
Advertisement
Gueye mengatakan bahwa salah satu cetakan desainnya yang disebut dengan Joal Print, rupanya terinspirasi dari sebuah fungsi eksponensial dan kuadratik dalam salah satu kelas yang diikutinya. "Pekerjaan saya sepenuhnya terfokus pada penggunaan matematika untuk proses kreatif," katanya.
Menurut Gueye, persamaan matematika yang dihasilkan secara digital dan grafik digunakan untuk membuat bentuk kerang-kerang pada pakaian renang, kimono, dan gaun.Â
"Saya mengembangkan cetakan Joal untuk SS20 yang merupakan hasil dari pembuatan kerang-kerang yang penting alih-alih menggambarnya, untuk menciptakan kembali ekosistem Joal Fadiouth, sebuah kota pesisir ikonik di Senegal," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa ia bangga menyebut dirinya seorang ahli matematika yang kreatif dan menghabiskan hari-hari melakukan atau mengajar matematika.
Sementara untuk membuat Ndar Print, persamaan matematika dihasilkan secara digital, dibuat grafik dan dilukis menggunakan tangan dengan sentuhan jeruk, warna biru, dan monokrom, yang terinspirasi oleh arsitektur pulau yang dinamis dan pola abstrak yang dihasilkan dicetak pada kain.
Dalam akun Instagram usaha busananya, ia mengunggah sebuah video pada slide kedua yang memperlihatkan proses pembuatan desain busana dari sebuah grafik persamaan matematika dengan diberi campuran warna.Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Desain Milik Gueye Berkembang Pesat
Pada 2013, Gueye akhirnya meninggalkan Wall Street dan mendaftarkan brand busana pribadinya. Dia mulai mengatur pekan dan acara fashion di negara-negara termasuk AS dan Senegal sebelum memulai Master di bidang matematika di Universitas Stanford.
Gueye adalah bagian dari kelompok desainer kreatif yang berinovasi dalam mode Afrika, merupakan sebuah industri yang berkembang pesat. Menurut sebuah laporan 2015 oleh Euromonitor, pasar pakaian dan alas kaki Afrika Sub-sahara didukung bernilai Rp 423 triliun.
Gueye meluncurkan label pakaian pada tahun 2015 dan mulai menggunakan persamaan matematika dalam desainnya beberapa tahun kemudian. Dia saat ini bulak-balik pergi antara AS, tempat dia mengajar matematika di sekolah menengah Silicon Valley dan Senegal, Afrika Barat, tempat pakaiannya dibuat.
Tempat kelahirannya sangat menonjol dalam karyanya dan salah satu koleksinya saat ini, cetak Joal, terinspirasi oleh kota pantai Senegal. Label seperti Maki Oh Nigeria yang dipakai oleh Beyonce dan Mantsho Afrika Selatan, memantapkan diri mereka sebagai brand internasional di luar benua.
Seperti banyak brand busana ini, pertumbuhan Gueye di Afrika telah berkembang pesat. Di tahun yang akan datang, ia mengatakan ingin lebih banyak melakukan kolaborasi antara desainer di benua itu.
"Saya senang bahwa perancang Afrika memiliki identitas yang lebih kuat, dan saya mendorong rekan-rekan untuk terus menulis cerita kami sendiri dan menciptakan validasi kami sendiri."
Â
Â
Reporter: Jihan FairuzziaÂ
Advertisement