Sukses

Donald Trump Pangkas Dana Bantuan Asing Sebesar Rp 160 Triliun

Donald Trump memotong besar-besaran dana bantuan asing.

Liputan6.com, Washington, D.C. - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memotong besar-besaran anggaran untuk dana bantuan asing. Jumlah pemotongan sebesar US$ 11,7 miliar (Rp 160,4 triliun) atau 21 persen. 

Rencana ini tertuang pada proposal anggaran 2021. Langkah Trump sesuai dengan kebijakan pemerintahannya yakni mengutamakan kepentingan dalam negeri alias "America First."

Anggaran pemerintahan Donald Trump pada 2021 ditargetkan sejumlah US$ 4,8 triliun atau sekitar Rp 65 ribu triliun.

Pejabat senior pemerintah Trump beralasan banyak dana bantuan asing yang justru digunakan bukan untuk tujuan ekonomi. Salah satunya anggaran ke festival puisi.

"Kami memotong dana US$ 4.800 (Rp 65,7 juta) yang dipakai untuk mengirim seniman Amerika ke festival puisi di Finlandia," ujar seorang pejabat senior pemerintahan Trump yang dikutip New York Post, Senin (10/2/2020).

Dana terkait seni lain yang dipotong adalah sebesar US$ 10 ribu (Rp 137 juta) untuk mendukung pertunjukan boneka Muppet di Selandia Baru. Ada pula beberapa jenis kegiatan yang dianggap menghamburkan dana bantuan AS.

"Patung Bob Dylan di Mozambique, liga kriket di Afghanistan, itu adalah hal-hal yang kami pikir mubazir, dan mereka kebanyakan dibiayai dari pengembangan ekonomi," ujar pejabat senior yang identitasnya tak disebutkan itu.

Dana untuk program pertukaran murid juga ditargetkan dipangkas Donald Trump. Pemangkasan dana bantuan asing diyakini bisa menghemat anggaran sebesar ratusan juta dolar atau triliunan rupiah.

"Kita bisa menabung sebesar beberapa ratus juta dolar hanya dengan mengurangi tipe-tipe program tersebut," ujar pejabat itu.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Bantuan Ukraina Aman

Presiden Trump tidak akan mengotak-atik dana bantuan militer untuk Ukraina. Perkara itu sempat berujung ke sidang pemakzulan belakangan ini.

Argumen utama Partai Demokrat yang ingin melengserkan Trump adalah ia mengancam untuk menahan bantuan ke Ukraina jika tidak menginvestigasi dugaan kasus korupsi keuarga mantan Wakil Presiden Joe Biden di Ukraina.

Joe Biden kini maju sebagai kandidat capres untuk mengalahkan Donald Trump. Partai Demorkat pun berargumen Trump melakukan abuse of power karena memakai kuasanya untuk menginvestigasi lawan politik.

Kasus pemakzulan Donald Trump berakhir gagal. Tetapi, bantuan militer ke Ukraina sebanyak US$ 250 juta (Rp 3,4 triliun) tetap berlanjut.

3 dari 3 halaman

Anggaran Tembok

Pemerintahan Trump turut meminta US$ 2 miliar (Rp 27,4 triliun) untuk pembanguan Tembok di perbatasan selasan AS. Selain itu, Trump juga meminta pemotongan anggaran sebesar 26 persen bagi Badan Perlindungan Lingkungan.

NASA akan mendapat tambahan anggaran sebesar 12 persen. Sementara, Kementerian Urusan Veteran mendapat 13 persen tambahan.

Anggaran militer naik 0,3 persen menjadi US$ 704,5 miliar (Rp 9.653 triliun).

(US$ 1 = Rp 13.705)