Liputan6.com, Jakarta Virus Corona yang awalnya berasal dari Kota Wuhan, China, kini telah menyebar ke banyak negara di dunia termasuk Singapura, Australia hingga Inggris dan Amerika.
Di China, kini korban yewas akibat Virus Corona sudah melampaui angka 900 orang. Beberapa kota di Provinsi Hubei pun juga sudah berada dalam status isolasi, yang mana artinya sangat dibatasi.
Baca Juga
Hal ini kemudian membuat sejumlah WNI dari provinsi tersebut telah dievakuasi dan kini menjalani proses karantina di Pulau Natuna.
Advertisement
Pemerintah Tiongkok sebelumnya telah memperpanjang masa libur imlek, dan pada Senin (10/2/2020) merupakan hari pertama kerja kembali bagi kebanyakan perusahaan swasta. Hal tersebut disampaikan Dubes RI untuk RRT dan Mongolia, Djauhari Oratmangun, sambil menginformasikan situasi di kota Beijing juga berangsur pulih dengan normalnya layanan transportasi publik dan banyaknya pertokoan yang mulai buka.
Hingga kini, WNI yang masih berada di daratan Tiongkok berjumlah 1.890.
Angka tersebut termasuk yang berada di wilayah kerja KBRI Beijing sejumlah 722 orang, wilayah kerja KJRI Shanghai sebanyak 841 orang, wilayah kerja KJRI Guangzhou sejumlah 327 orang. Mereka yg masih menetap di tiongkok berada dalam keadaan sehat, di bawah pantauan KBRI.
Sedangkan untuk mahasiswa berjumlah sekitar 16.500, namun lantaran libur imlek yang diperpanjang membuat mereka melanjutkan liburan sehingga berada di luar wilayah daratan Tiongkok sebelum Virus Corona mulai merebak.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:Â
Komunikasi Intens Antara KBRI dan WNI
Pihak KBRI terus melakukan komunikasi dengan WNI yang berada di sana, bahkan sejak awal wabah Virus Corona meluas.
Semenjak penyebaran Virus Corona semakin intens, komunikasi dengan WNI pun semakin ditingkatkan, seperti melalui pengumuman resmi KBRI, KJRI, media sosial, grup Whatsapp dan WeChat.
Dengan bantuan Persatuan Pelajar Indonesia di Tiongkok (PPIT), KBRI pun semakin mudah memantau persebaran lokasi para mahasiswa di daratan China.
"Kami regularly melakukan video conference dengan mereka, khususnya dari kemarin-kemarin. Ini menyatakam bahwa pemerintah hadir pada saat krisis dan bersama mereka sekaligus mendapatkan informasi dari mereka," ujar Dubes RI untuk RRT dan Mongolia, Djauhari Oratmangun dalam sambungan video conference.
Alhasil, mereka pun juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak pemerintah.
Â
Advertisement
21 WNI Pulang Difasilitasi Pemerintah
Djauhari kemudian juga melaporkan bahwa pagi ini, pukul 9.30 pada 10 Februari 2020, pihak KBRI membantu memfasilitasi kepulangan 21 WNI ke Tanah Air.
"Pagi tadi 9.30 kita fasilitasi bersama dengan pemda terkait, pulangkan 21 orang dari airport Beijing. Belum airport lainnya, mudah-mudahan sore ini tiba di Jakarta," tutur Djauhari.
Mereka merupakan mahasiswa yang menerima himbauan kbri supaya pulang untuk melanjutkan liburnya ke Indonesia. Para mahasiswa tersebut menghubungi pihak KBRI pada Jumat malam dan kemudian membuat KBRI menghubungi pemda setempat. Kemudian, mereka berangkat bersama dari Beijing ke Indonesia.
Tak hanya mereka, nyatanya KJRI lain seperti di Shanghai dan Guangzhou juga menerima laporan serupa dari mahasiswa lainnya. Pihak Konjen pun akan sebisa mungkin memfasilitasi keinginan mereka untuk pulang.
Menurut laporan Djauhari, terdapat sekitar 14.000 mahasiswa yang ada di sana. Namun kini hanya tinggal sekitar 1.000, selebihnya masih berada di luar China.
"Beberapa yang masih tinggal itu karena memang ada beberapa kampus yang menyatakan mungkin lebih baik mereka di kampus, karena dijamin semua termasuk aspek kesehatan," tambahnya.
21 WNI yang pulang dapat dipastikan berada dalam kondisi sehat. Setibanya di Jakarta, mereka juga tidak harus menjalani proses karantina karena tidak berasal dari wilayah yang terisolasi. "Yang perlu saya garis bawahi, mereka sudah jalani proses pemeriksaan kesehatan hasilnya sehat bahkan disertakan surat keterangan sehat," tambah Plt Jubir Kemlu Teuku Faizasyah.