Sukses

Terungkapnya Galaksi Monster pada Masa Awal Alam Semesta

Sekelompok astronom menemukan sebuah galaksi monster yang tidak biasa pada masa awal semesta.

Liputan6.com, Jakarta - Sekelompok astronom menemukan sebuah galaksi monster yang tidak biasa pada masa awal semesta. Galaksi itu menghasilkan bintang pada kecepatan tinggi sebelum akhirnya tiba-tiba mati.

Diterbitkan di edisi terbaru Astrophysical Journal, penelitian itu menamakan galaksi tersebut XMM-2599, yang ada sekitar 12 miliar tahun silam.

"Bahkan sebelum alam semesta berumur 2 miliar tahun, XMM-2599 telah membentuk massa lebih dari 300 miliar matahari, menjadikannya galaksi yang sangat masif," kata penulis utama penelitian Benjamin Forrest dari Universitas California Riverside (UC Riverside).

Para peneliti juga menemukan galaksi itu membentuk sebagian besar bintangnya dalam sebuah kekacauan luar biasa ketika alam semesta berumur kurang dari 1 miliar tahun. Pada puncak aktivitasnya, XMM-2599 membentuk lebih dari 1.000 lebih massa matahari setahun dalam bentuk bintang, sebuah tingkat pembentukan bintang yang sangat tinggi.

Kemudian galaksi itu berhenti bekerja ketika alam semesta berumur 1,8 miliar tahun, kemungkinan karena galaksi tersebut tidak lagi mendapatkan bahan bakar atau lubang hitamnya mulai aktif, menurut penelitian itu.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Paling Terang dan Masif

"Hasil yang kami dapatkan mengungkapkan perubahan dalam hal model menghentikan pembentukan bintang pada masa awal galaksi," kata Gillian Wilson, profesor ilmu fisika dan astronomi di UC Riverside tempat Forrest bekerja di laboratoriumnya, seperti dikutip dari Xinhua, Selasa (11/2/2020).

Jalur evolusi XMM-2599 masih belum dapat dipastikan. Michael Cooper, profesor astronomi di UC Irvine dan salah satu penulis penelitian itu, mengatakan, "Mungkin selama 11,7 miliar tahun sejarah kosmik berikutnya, XMM-2599 akan menjadi anggota utama dari salah satu klaster galaksi yang paling terang dan paling masif di alam semesta lokal. "

"Atau, dia dapat terus berada dalam isolasi. Atau kita dapat memiliki skenario yang berada di antara dua hasil ini," kata Cooper.

Tim tersebut menggunakan spektograf multiobjek yang kuat untuk Eksplorasi Infra Merah di Observatorium WM Keck untuk melakukan pengukuran galaksi.