Sukses

Berulang Setiap 16 Hari, Sinyal Radio Misterius dari Angkasa Luar Terkuak

Astronom temukan sinyal radio misterius dari luar angkasa yang berulang setiap 16 hari.

Liputan6.com, Jakarta - Sesekali, teleskop radio para pengamat astronomi menangkap misteri. Seperti sebuah kilatan cahaya, sekuat gelombang radio hingga setengah miliar matahari, terkondensasi menjadi ledakan yang paling lama hanya berlangsung beberapa milidetik.

Seperti alah satu ciri khas sinyal misterius ruang dalam yang disebut fast radio burst (FRB), yaitu tidak dapat diprediksi. Mereka menyemburkan dengan melintasi alam semesta tanpa alasan, tanpa pola yang jelas sehingga membuat mereka sangat sulit untuk dipelajari.

Melansir dari Science Alert, Rabu (12/2/2020), untuk kali pertama, para astronom menemukan FRB yang berulang pada siklus reguler. Diketahui sinyal FRB 180916.J0158+65 mengikuti pola yang sama setiap 16 hari.

Sebuah objek misterius yang berjarak 500 juta tahun cahaya dari bumi telah membuat para ilmuwan bingung setelah mengirimkan sinyal yang menghantam Bumi setiap 16 hari. Semburan radio yang baru ditemukan ini menunjukkan layaknya ada sesuatu yang mengendalikan mereka.

FRB 180916.J0158+65 mengirimkan gelombang radio dalam jangka waktu selama empat hari, itu akan mengeluarkan satu atau dua ledakan setiap jam, kemudian berhenti selama 12 hari dan terus terulang seperti itu.

Para astronom dengan Canadian Hydrogen Intensity Mapping Experiment Collaboration (CHIME) di Kanada, mengamati siklus ini selama 409 hari. Meski belum diketahui artinya, tetapi itu bisa menjadi bagian lain dalam teka-teki rumit FRB.

Penelitian ini telah diunggah ke server arXiv, di mana ia menunggu pemeriksaan dari ahli lain di bidang ini. Sebagai rekapitulasi, FRB adalah suar radiasi yang sangat energetik dalam spektrum radio yang paling lama dan hanya bertahan beberapa milidetik. Dalam jangka waktu itu, mereka dapat melepaskan kekuatan sebanyak ratusan juta Matahari.

Pasalnya, rata-rata ledakan terjadi hanya sekali dan tidak pernah terdeteksi lagi sehingga membuat sulit untuk melacak semburan ini ke galaksi. Seperti yang dituliskan oleh para peneliti dalam makalah, mereka mengatakan bahwa penemuan periodisitas 16,35 hari dalam sumber FRB berulang adalah petunjuk penting untuk sifat objek ini.

Objek lain yang menunjukkan periodisitas cenderung menjadi sistem biner, seperti bintang dan lubang hitam. Periode 16,35 hari bisa menjadi periode orbital, dengan objek FRB hanya menghadap Bumi selama bagian tertentu dari orbit.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Periode 16 Hari Tidak Efisien

Sinyal FRB 180916.J0158+65 adalah salah satu dari segelintir FRB yang telah ditelusuri kembali ke galaksi. Sebagai kemungkinan lain, angin dari objek pendamping atau gangguan pasang surut dari lubang hitam, secara berkala dapat memblokir radiasi FRB. 

Dikatakan juga bahwa ledakan radio cepat tertentu ini dapat mengorbit sesuatu yang lain, seperti bintang atau lubang hitam. Dan pulsar radio yang memiliki interval periodik beberapa hari adalah perintah yang lebih redup daripada FRB sehingga itu masih merupakan misteri.

Mengutip dari New York Post, Leon Oostrum di Institut Astronomi Radio Belanda mengatakan, "Jika itu alien, saya akan berpikir itu akan memancarkan lebih cepat karena periode 16 hari tidak efisien untuk komunikasi." Akan butuh waktu lama untuk mendapatkan pesan yang hanya tersalurkan melalui satu sinyal setiap 16 hari.

Ini menunjukkan bahwa lebih banyak FRB dapat terulang, tetapi di luar jangkauan deteksi astronom. Dan fakta bahwa FRB 180916.J0158+65 tampak kurang lebih sama dengan FRB lainnya, menunjukkan bahwa FRB berulang lainnya juga berada pada satu siklus.

Jadi, langkah selanjutnya adalah untuk terus menatap FRB 180916.J0158+65, tetapi juga akan sangat menarik untuk mencoba dan melihat apakah periodisitas dapat dideteksi dalam semburan lain juga.

"Pengamatan di masa depan, baik intensitas dan polarimetrik, dan gelombang, dapat membedakan antara model dan sangat dianjurkan," seperti yang ditulis para peneliti. Sama juga layaknya mencari periodikitas di repeater lain, untuk melihat apakah fenomena tersebut generik.

 

Reporter: Jihan Fairuzzia