Liputan6.com, Washington - Dua pohon bonsai bernilai ribuan dolar atau ratusan juta rupiah yang membutuhkan perawatan khusus, telah dicuri dari museum negara bagian Washington. Hingga saat ini, masih belum diketahui penyebab dicurinya pohon bonsai tersebut.
Pihak museum berharap pohon-pohon itu segera dikembalikan, karena tumbuhan itu kemungkinan tidak akan dapat bertahan hidup tanpa perawatan dari seseorang yang sudah ahli.
Baca Juga
Melalui hasil rekaman CCTV pada Minggu 9 Februari pagi, pencuri itu sebanyak dua orang yang mengenakan kaus dengan tudung. Mereka terlihat menyelinap ke sebuah pameran pohon-pohon yang dipajang di Pacific Bonsai Museum di Federal Way, Washington.
Advertisement
Dilansir dari CNN, Rabu (12/2/2020), kurator museum Aarin Packard mengatakan, "Ini adalah perasaan yang sangat memukul karena sebagai kurator, pada akhirnya saya yang harus bertanggung jawab atas perawatan fisik pohon."
Ia juga mengatakan, kejadian ini membuatnya merasa sangat frustasi dan kecewa, ketika telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk merawat tanaman itu secara kumulatif selama 75 tahun.
Direktur eksekutif Museum Kathy McCabe mengatakan, masih ada banyak kesalahan persepsi tentang bonsai. Jika itu adalah tanaman atau pohon tropis, memang sepantasnya berada di luar ruangan karena mereka bisa mendapatkan kesehatannya dengan cepat.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bukan Kali Pertama Pohon Bonsai Dicuri
Salah satu tanaman yang dicuri adalah Japanese Black Pine yang ditanam di dalam kaleng selama Perang Dunia II, seperti yang dikatakan oleh pihak museum. Juzaburo Furuzawa merawat tanaman itu sementara ia dipenjara di kamp interniran Jepang lebih dari 70 tahun yang lalu.
Tanaman jenis lainnya adalah Silverberry, yang mulai dikembangkan sebagai bonsai pada tahun 1946, dibuat oleh seorang seniman bonsai wanita bernama Kiyoko Hatanaka yang merupakan pelopor pada masanya.
Ini bukan pertama kalinya pohon bonsai dicuri dari museum. Pasalnya, pada 2015, seorang pencuri membawa lari bonsai juniper. Pohon itu dikembalikan dalam beberapa hari, tetapi sudah dalam kondisi rusak parah.
"Tanaman itu telah dipangkas dan dikeluarkan dari potnya, kemudian dibawa ke ICU bonsai," kata McCabe. "Sudah tidak pernah ditampilkan selama bertahun-tahun, meskipun sudah membaik."
McCabe berharap bahwa dengan memberi tahukan mengenai apa yang terjadi kepada khalayak luas, hal itu bisa membantu museum mendapatkan kembali pohon-pohon berharganya. Jika seseorang mengembalikannya, tidak akan ada pertanyaan yang diajukan.
"Kami pikir akan ada peluang untuk mendapatkan kembali pohon-pohon ini," katanya. "Mereka tak tergantikan, mereka milik tempat kami, dan mereka punya cerita mendalam untuk dibagikan yang hanya bisa didapat dari pohon-pohon ini."
Sementara museum merawat sekitar 150 pohon, hanya ada 50 atau 60 pohon yang dipajang pada saat bersamaan. Museum tidak akan memberikan nilai yang pasti dari kedua pohon itu, tetapi pihak museum mengatakan jumlahnya bisa mencapai ribuan dolar.
Reporter: Jihan Fairuzzia
Advertisement