Liputan6.com, Jakarta Wabah Virus Corona kian menyebar. Saat ini tercatat jumlah korban tewasnya menembus lebih dari 1.000 orang. Banyaknya orang yang terinfeksi di China memicu sejumlah wilayah terutama di sekitar Provinsi Hubei, akhirnya dilakukan lockdown.
Jadi sejumlah kota diisolasi. Tidak ada yang boleh keluar atau pun masuk dari kota yang diisolasi. Aktivitas pun dibatasi. Para WNI yang ada di kawasan tersebut pun terkena imbasnya.
Beruntung, pemerintah Indonesia udah mengevakuasi mereka -- meski sejumlah di antaranya memilih bertahan di daerah lockdown dengan alasan tertentu. Menurut data yang didapat dari Kementerian Luar Negeri, ada 243 orang yang sudah dievakuasi dan kini menjalani observasi kesehatan di RS di Natuna.
Advertisement
Akibat wabah Virus Corona itu, upaya China melakukan penyembuhan terhadap mereka yang positif virus tersebut juga jadi sorotan. Salah satunya soal pembangunan rumah sakit dalam waktu singkat.
Dalam proyek yang disebut sebagai ala Roro Jonggrang itu, dua rumah sakit dalam hitungan hari. Kira-kira sepekan lebih, dan kurang dari 2 minggu.
Rumah sakit itu terinspirasi dari RS Xiaotangshan yang dibangun ketika wabah SARS merebak 2003.
Tak hanya membawa penyakit, virus itu juga membawa xenophobia (ketidaksukaan atau ketakutan terhadap orang-orang dari negara lain, atau yang dianggap asing).
Alhasil, hal itu membuat komunitas-komunitas Asia di seluruh dunia menjadi tunduk dan ketakutan.
Salah satu contohnya adalah Rhea Liang, seorang ahli bedah di Australia mengalami pengalaman rasisme ini. Seorang pasien menolak menjabat tangannya.
Faktanya, tak hanya ia yang mengalami hal tersebut. Mengerikan!
Dukungan bagi WNI di luar negeri, yang telah terpapar Virus Corona juga terus mengalir. Memberikan semangat kepada mereka untuk menghadapi krisis Virus Corona.
Saksikan selengkapnya dalam podcast Global Liputan6.com berikut ini:
PODCAST: Fenomena Rasisme Hingga Dukungan untuk Korban Virus Corona
Advertisement