Liputan6.com, Jakarta Delapan kasus baru Virus Corona Wuhan, COVID-19 diumumkan oleh Ministry of Health (MOH) atau Departemen Kesehatan (Depkes) Singapura pada Kamis 13 Februari 2020. Semuanya terkait dengan kasus-kasus sebelumnya.
"Investigasi epidemiologis lebih lanjut dan pelacakan kontak telah menemukan hubungan antara yang sebelumnya diumumkan dan kasus baru," kata Depkes dalam siaran pers yang dikutip dari Channel News Asia, Kamis (13/2/2020).
Baca Juga
Infeksi terbaru ini membuat jumlah total kasus di Singapura menjadi 58.
Advertisement
Lima dari kasus baru infeksi Virus Corona Wuhan terkait dengan cluster Grace Assembly of God, sementara dua kasus terkait dengan cluster di lokasi konstruksi Seletar Aerospace Heights.
Salah satu kasus baru adalah anggota keluarga dari karyawan DBS, yang dinyatakan positif terkena Virus Corona Wuhan pada Rabu 12 Februari 2020.
Angka itu muncul ketika provinsi pusatnya, Hubei, melaporkan hampir 15.000 kasus baru setelah pihak berwenang mengubah ambang batas untuk mendiagnosis Virus Corona.
Pihak berwenang mengatakan pencitraan paru pada kasus yang diduga sekarang dianggap cukup untuk mendiagnosis, bukan nucleic test atau tes nukleat standar.
Saksikan juga Video Berikut Ini:
Banyak Negara Rilis Travel Advisory ke Singapura Akibat Virus Corona Wuhan
Korea Selatan dan Israel telah memberi peringatan kepada warganya untuk menunda perjalanan ke Singapura karena epidemi Virus Corona yang baru. Sebelumnya, Indonesia dan Taiwan sudah lebih dahulu merekomendasikan agar tindakan pencegahan diambil ketika mengunjungi negara itu.
Dilansir dari Channel News Asia, Rabu (12/2/2020), travel advisories juga telah dikeluarkan oleh Kuwait dan Qatar untuk Singapura, menyusul peningkatan level DORSCON Singapura ke Orange pada hari Jumat.
Badan Pariwisata Singapura (STB) mengatakan dalam menanggapi pertanyaan dari CNA bahwa pihaknya melihat "tidak ada alasan" akan adanya travel advisories terhadap Singapura, sambil mengutip langkah-langkah yang diambil oleh Pemerintah Singapura untuk mengatasi wabah tersebut.
Keith Tan, kepala eksekutif Dewan Pariwisata Singapura, mengatakan bahwa tidak tepat bagi negara untuk mengambil keputusan berdasarkan "kabar angin".
“Kami tidak melihat alasan apa pun bagi negara lain untuk memberlakukan travel advisories di Singapura. Kami sangat yakin dengan langkah-langkah yang diambil oleh Pemerintah kami untuk menanggulangi wabah virus di Singapura. Dan karenanya kami tidak melihat alasan untuk travel advisories terhadap Singapura," kata Tan kepada CNA.
"Membuat keputusan berdasarkan desas-desus itu tidak benar, dan oleh karena itu kami ingin memastikan bahwa pemerintah lain yang mempertimbangkan tindakan ini memiliki pemahaman penuh tentang langkah-langkah yang telah kami lakukan dan pemahaman penuh tentang fakta," tambahnya.
Sektor pariwisata Singapura diperkirakan akan mengalami "pukulan signifikan", dengan kedatangan pengunjung diperkirakan turun 25 persen menjadi 30 persen tahun ini karena wabah baru coronavirus, lapor STB. Â
Advertisement