Sukses

Nilai Transparansi China soal Virus Corona Kurang, Gedung Putih Kecewa

Gedung Putih merasa kecewa dan menilai pihak China kurang jujur soal wabah Virus Corona.

Liputan6.com, Washington D.C - Amerika Serikat merasa kecewa dan menilai kurangnya transparansi pihak China terkait krisis Virus Corona. Hal tersebut dikatakan oleh seorang pejabat senior Gedung Putih pada Kamis 13 Februari 2020.

"Kami sedikit kecewa karena kami tidak dilibatkan, kami sedikit kecewa dengan kurangnya transparansi dari China," ujar Direktur Dewan Ekonomi AS, Larry Kudlow kepada wartawan.

Dilansir dari Channel News Asia, Jumat (14/2/2020), Trump pekan lalu memuji Presiden Xi Jinping atas tanggapan pemerintahnya terhadap wabah itu, yang secara resmi telah menewaskan 1.491 orang dan menginfeksi lebih dari 60.000.

Tetapi Kudlow mengatakan bahwa kini sedang ada banyak pertanyaan yang tidak terjawab dan tidak ada tanda-tanda kerjasama yang dijanjikan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

2 dari 2 halaman

Tawaran Bantuan AS

"Presiden Xi meyakinkan Presiden Trump bahwa China ada di sana dan akan ada keterbukaan, mereka akan menerima bantuan kami," tambahnya.

"Kami lebih dari bersedia untuk bekerja dengan PBB (dan) WHO dalam hal ini dan mereka tidak akan membiarkan kami (untuk ikut). Saya tidak tahu apa motif mereka. Saya tahu bahwa tampaknya semakin banyak orang menderita di sana. "

"Apakah Politbiro benar-benar jujur pada kita?" dia bertanya, merujuk pada badan kepemimpinan top komunis China.

Kudlow meramalkan bahwa dampak ekonomi akan "sangat minimal" bagi Amerika Serikat, tetapi mengatakan bahwa kekhawatiran akan Virus Corona menciptakan "ketidakpastian."

"Jika kita tidak mendapatkan informasi yang baik dari Tiongkok, sangat sulit bagi kita untuk membuat penilaian yang layak," katanya.